Genre merupakan kata
yang berasal dari Bahasa Perancis, yang berarti pengelompokan atau kumpulan. Umumnya
pengelompokan atau kumpulan tersebut berdasarkan sebuah kesamaan ciri tertentu
terhadap subjek tertentu. Dalam hal ini berarti pengelompokan atau kumpulan film yang didasari atas kesamaan subjek dan tematik, serta
konvensi-konvensi lainnya yang terkait dengan pengembangan alur cerita,
penerapan unsur-unsur teknis dalam film, seperti pencahayaan atau lighting,
seting hingga aspek iconography (yang terkait dengan seting dan objek
tertentu).
Meski pada periode
awal, terlihat antara film Lumiere yang novealty
dan Méliès dengan sentuhan magisnya terhadap film fantasi, pada akhirnya film
pun berinovasi dan terus berkembang. Munculnya Brighton School dan konsep teknis yang mereka bawa pada akhirnya
menciptakan film dengan pengenalan bentuk adegan di dalam produksi Pathe, yang membuat film dengan mencakup
genre, seperti:
sebagai bentuk akan pengelompokkan film yang terbilang masih sederhana.
- aktualitas
- film sejarah
- film dengan trik-trik
- drama
- aksi vaudeville, dan
- kejar-kejaran (1905);
sebagai bentuk akan pengelompokkan film yang terbilang masih sederhana.
GENRE FILM DI PERIODE AWAL SINEMA
Komedi Slapstick dan Westerns
Pada era awal kehadiran film, beberapa sutradara dan
bintang terkenal dan popular seringkali berkaitan dengan genre komedi slapstick. Setelah film panjang atau feature film distandarkan, maka mereka
pun umumnya ditampilkan dalam sebuah program paket tayangan film di bioskop,
dimana film panjang memasukkan film pendek seperti film komedi, film berita,
dan drama singkat, sebagai bagian dari paket pembelian penayangan film panjang.
Diantara film pendek yang paling sukses adalah film-film dari Mack Sennett,
orang yang bekerja sebagai produser sekaligus juga sebagai sutradara. Sennett
mengepalai perusahaan film Keystone, yang
memiliki spesialisasi untuk film komedi slapstick.
Film-film Sennett banyak menghadirkan aksi yang cepat, yang diantaranya
melibatkan Keystone Kops dalam setiap aksi pengejaran.
Bintang komiknya yang terbilang kecil, karena belum dikenal, juga sering ikut
mengarahkan gambar mereka sendiri, seperti Charlie Chaplin, Ben Turpin, dan Mabel
Normand.
Namun Chaplin, seorang pemusik hall Inggris, menjelma menjadi bintang internasional bersama Keystone, yang untuk selanjutnya mengarahkan
film-filmnya sendiri saat di perusahaan film Essanay, Mutual, dan First National yang berlangsung dari tahun
1910-an. Gaya Chaplin dikenal identik dengan menggunakan benda atau objek yang
digunakan dengan cara yang tidak wajar, seperti dalam film The Pawnshop (1916), ia mengukur nilai jam dengan cara mengukur
detaknya melalui stetoskop. Ketangkasannya banyak menampilkan perkelahian,
kejar-kejaran, dan pertengkaran yang dirancang dengan koreografi yang terbilang
rumit pada saat itu, seperti kekonyolan yang diperlihatkan dengan menggunakan
sepatu roda dalam film The Rink
(1916). Dalam beberapa filmnya, seperti The
Vagabond (1916) dan The Immigrant,
Chaplin juga memperkenalkan elemen pathos,
sebuah konsep drama Yunani kuno untuk aspek emosional yang menimbulkan rasa
empati dan simpati penonton yang tidak dikenal dalam film-film slapstick. Di “Little Tramp” kehadiran Chaplin dengan topi bowler-nya, tongkat dan sepatu yang kebesaran, dengan cepat menjadi
artefak yang paling dikenal di dunia, bahkan sampai saat ini.
Salah satu saingan Sennett adalah Hal Roach, yang memproduksi
film dengan menampilkan Harold Lloyd muda. Karakter awal Lloyd, yakni Lonesome Luke, pada dasarnya meniru Chaplin,
tapi dengan segera Lloyd sedikit merubah tampilannya dengan menggunakan kacamata
dan mengembangkan pribadi karakternya sendiri. Disamping itu juga komik-komik
lainnya pun bermunculan, dan diantaranya seperti Gesper Roscoe “Fatty” Ar dan sahabat karibnya Buster
Keaton, yang pada masa berikutnya hadir menjadi bintang terkenal selanjutnya, di
tahun 1920-an.
Genre film lainnya, Western
juga terus mengalami kepopulerannya selama tahun 1910-an. William S. Hart, adalah
salah satu bintang yang paling menonjol masa itu, meski ia telah lama menjadi
aktor panggung namun dirinya tetap belum mau masuk ke dunia film sampai akhir
menjelang usianya yang hampir lima puluh tahun. Dengan usianya tersebut,
ditambah dengan wajahnya yang panjang dan ramping, memungkinkannya memainkan
peran untuk seseorang yang telah dimakan waktu dan bosan akan kehidupan dunia. Ia
seringkali berperan untuk tokoh antagonis ataupun seorang pria dengan masa lalunya
yang penuh kebohongan; plot seringkali memperlihatkan dirinya akan sebuah
penebusan untuk cintanya. Akibatnya, karakter pribadi dari Hart ini dikenal
sebagai “good-badman”, suatu
pendekatan yang akhirnya banyak diikuti oleh para bintang untuk sekuens film Western. Pakaiannya yang usang dengan
sentuhan yang realistis memberikan Western
akan gaya Hart ini sebuah rasa historis yang original, meskipun plot mereka
seringkali hadir dengan sangat konvensional.
Meskipun demikian beberapa bintang koboi lainnya dari periode
ini juga muncul dengan karakternya yang justru berbeda dengan Hart. Tom Mix misalnya,
adalah bintang western yang muncul
dari latar belakangnya sebagai seorang rodeo dalam sebuah pertunjukan Wild West. Namun film-filmnya dianggap
kurang realistis dibandingkan dengan film-film Hart, disamping juga lebih
menonjolkan aksi yang cepat, seperti menunggang kuda dengan sedikit akrobatik.
Setelah bertahun-tahun membuat film pendek dengan anggaran yang rendah bagi Selig, pada akhirnya Mix pun pindah ke Fox pada tahun 1917 yang kontan saja
langsung menjadi bintang koboi paling populer pada era film bisu ini.
Satu peristiwa penting pada akhir dekade ini ditunjukkan oleh
bintang dan sutradara major pada saat itu. Pada tahun 1919, tiga aktor paling
populer –Mary PickFord, Douglas Fairbanks, dan Charles Chaplin– bergabung dengan
sutradara terkemuka D.W. Griffith untuk mendirikan studio film United Artists. Sebuah Perusahaan
distribusi film yang dianggap prestisius, karena hanya berurusan terhadap film-film
yang diproduksi keempatnya secara mandiri. Bahkan belakangan, produser dan
bintang independen lainnya, seperti Samuel Goldwyn dan Buster Keaton, juga hadir
melalui dan bersama United Artists, meskipun
Griffith pada akhirnya keluar beberapa tahun kemudian, namun perusahaan baru
itu tetap melakukan kontrol dengan tingkat tinggi terhadap bintang dan produser,
hal yang sangat berbeda dengan pengalaman pembuat film yang bekerja untuk
studio besar lainnya.
Perkembangan
sistem studio Hollywood selama tahun 1910-an dan pengambil-alihan Amerika atas
pasar film dunia adalah salah satu perubahan yang paling berpengaruh dalam sejarah
perfilman dunia. Peristiwa di tahun-tahun ini lebih banyak mengarah untuk
menentukan standar atas pembuatan film komersial. Beberapa perusahaan AS yang muncul
pada era ini sampai sekarang pun masih tetap membuat film dengan sistem pembagian
kerja untuk menjadi tugas-tugas khusus yang tetap terus berlanjut hingga saat
ini. Sistem bintang pun masih menjadi salah satu cara utama untuk menarik
perhatian penonton, dan sutradara terus mengordinasikan proses pembuatan film.
Prinsip-prinsip dasar gaya pembuatan film Hollywood klasik tidak banyak
berubah. Baik atau buruk, selama era ini, Hollywood dengan film-filmnya telah identik
menjadi tontonan banyak pemirsa di seluruh dunia.
Komentar
Posting Komentar