Industri Film Denmark Awal

 Ole Olsen dengan Nordisk Film


Denmark merupakan negara kecil, namun dalam fakta sejarah tercatat sebagai ‘pemain’ penting di dalam dunia perfilman, yang sebagian besar disebabkan oleh keberadaan dari perusahaan film Denmark milik pengusaha Ole Olsen. Sebelumnya Olsen pernah terlibat sebagai eksibitor film, yang pada awalnya menggunakan mesin peep-show dan kemudian menjalankan salah satu bioskop film pertamanya di Kopenhagen. Pada tahun 1906, ia pun membentuk perusahaan produksi film yang dikenal dengan nama Nordisk, dan dengan segera mulai membuka kantor distribusi perusahaannya di luar negeri. Terobosan Nordisk datang di tahun 1907 dengan filmnya yang berjudul Lion Hunt, sebuah film fiksi tentang dunia safari. Dua ekor singa benar-benar di shot selama produksi berlangsung dan menyebabkan film ini dilarang di Denmark, tetapi publisitas dari pelarangan tersebut justru menghasilkan penjualan yang besar di luar negeri. Cabang perusahaannya di New York, yang didirikan pada tahun 1908, telah menjual film-film Nordisk dengan nama merek Great Northern. Pada tahun yang sama, Olsen pun menyelesaikan studio pertamanya dari empat studio kacanya yang ada untuk melakukan produksi didalam ruangan (3.9). Film keluaran Nordisk pun dengan cepat membangun reputasi internasionalnya dengan fokus terhadap akting dan produksi yang dilakukan dengan sangat baik. Mereka lebih memiliki spesialisasi terhadap film-film thriller kriminal, drama, dan melodrama yang agak sensasional, termasuk cerita-cerita ‘kulit putih’ (pelacuran), selain juga dengan sengaja Olsen membuat arena sirkus secara permanen, sehingga beberapa film utama dari perusahaannya tersebut, memang mengisahkan melodrama atas kehidupan sirkus, seperti film yang berjudul The Four Devils (tahun 1911, yang dibintangi oleh Robert Dineson dan Alfred Lind) atau Dødsspring til Hest fra Cirkus-Kuplen (Death Jump on Horseback from the Circus Dome tahun 1912, oleh Eduard Schnedler-Sørensen). Film terakhirnya menyangkut seputar adanya perkara tentang hitung-hitungan harta, yang berkisah seputar harta kekayaan milik sang tokoh yang hilang karena berhutang judi dengan seorang temannya. Namun karena sang tokoh memiliki ketrampilan dan keahlian dalam menunggang kuda, maka tokoh pun dapat bekerja di arena sirkus, dan terlibat asmara dengan dua orang perempuan sekaligus (3.10). Salah seorang perempuan dari mereka cemburu dan mencoba membunuhnya, dengan cara sang perempuan tersebut menjadikan dirinya menjadi penyebab kuda sang tokoh jatuh dari platform yang sangat tinggi; namun sang tokoh kembali sehat setelah dirawat. Para Produser pun bersaing untuk mendapatkan filmnya, sekaligus juga mengagumi akan plot cerita filmnya yang berputar-putar dengan situasi yang sarat dengan emosional, menyebabkan film menghabiskan dua atau tiga rol gulungan.

 

            Meskipun beberapa perusahaan-perusahaan kecil mulai beroperasi selama periode ini, pada akhirnya Olsen berhasil membeli perusahaan-perusahaan kecil tersebut ataupun mengusir mereka dari bisnis film. Kenyataannya bahwa perusahaan-perusahaan kecil itu sebenarnya memang perusahaan-perusahaan yang benar-benar kecil dan berumur pendek.  Salah satu contohnya ada pada film yang telah mereka buat yang berjudul The Reys (1910, Urban Gad) dengan menghabiskan dua rol film, yang telah membawa ketenaran sementara pada bintangnya, yakni Asta Nielsen. Seperti halnya Max Linder, Asta Nielsen juga termasuk salah satu bintang film pertama yang dikenal secara internasional. Dengan tampilannya yang gelap dan kurus, serta mata yang besar, Nielsen dianggap memiliki kecantikan yang berbeda, yang tidak konvensional. Dia sering berperan sebagai perempuan yang cintanya mengalami kehancuran: seperti dirayu untuk kemudian ditinggalkan, atau mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan para pria yang dicintainya (lihat 3.11-3.13). Namun, kehebatan Nielsen adalah kemahiran dia untuk berperan sama baiknya di dalam film komedi. Meski sebelumnya Nielsen berlatih teater, namun justru ia dikenal sebagai salah satu pemain layar lebar periode awal yang gayanya seperti tidak memiliki hutang besar terhadap teater yang telah melatihnya. Dengan segera Nielsen pun mulai bekerja di Jerman, dimana akhirnya ia menjadi salah satu andalan industri film negara itu. Meski mendapatkan banyak pemotongan yang dilakukan bagi film yang diekspor, menyebabkan industri film Denmark tetap stabil dan sehat sampai pada Perang Dunia I berlangsung.


Pementasan dramatis di Dødsspring til Hest fra Cirkus-Kuplen 

Sumber : https://digitalt.tv/tv-streaming/doedsspring-til-hest-fra-circuskuplen/

Komentar