Perfilman
di Italia sebenarnya datang agak terlambat kedalam produksi film dunia, karena
baru pada tahun 1905 industri filmnya berkembang dengan pesat sampai pada beberapa
tahun kedepan, meski sebenarnya agak-agak mirip dengan Perancis. Film di produksi
di beberapa kota, perusahaan macam Rome
Cines (yang didirikan pada tahun 1905) dan Turin Ambrosio (di tahun 1905) serta Itala (tahun 1906) muncul sebagai perusahaan film yang utama. Pada
awalnya kehadiran dari perusahaan-perusahaan baru tersebut, mendapatkan situasi
yang cukup rumit dan pelik karena kurangnya personel kru film yang
berpengalaman dalam memproduksi, disamping juga para artis yang memikat
penonton telah menjauh karena berada di perusahaan-perusahaan film Perancis. Salah
satu kasus yang memperlihatkan kurangnya tenaga film yang terampil, ada pada perusahaan
film Cines, dimana setelah merekrut
salah satu pembuat film utama Pathe,
yakni Gaston Velie, sebagai sutradara artistiknya, malah menyebabkan beberapa
film Italia justru memperlihatkan peniruan, bahkan remake, dari film-film Perancis.
Meskipun begitu, sinema tetap mengalami perkembangan yang pesat di Italia. Bahkan sebenarnya situasi sinema di Italia memberikan dampak yang menarik, dengan tidak bergantung pada bioskop keliling ataupun tempat-tempat sementara yang digunakan untuk penayangan film yang di produksi dari negara-negara Eropa lainnya. Dengan kondisi seperti itu, sebenarnya sinema di negara ini telah mendapatkan tempat yang terhormat oleh masyarakatnya sebagai sebuah bentuk seni baru, sebuah bentuk apresiasi yang tinggi yang lebih awal muncul diberikan oleh masyarakat Italia terhadap film dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Karena itu, sebagai ganti dari bentuk bioskop keliling atau model serupa lainnya, banyak teater atau bioskop permanen dibuka di Italia. Produser Italia pun sebenarnya telah bergerak ke arah film seni pada waktu yang hampir bersamaan ketika Film dari d'Art, The Assassination of the Due de Guise dibuat. Pada tahun 1908, perusahaan Ambrosio membuat The Last Days of Pompeii, yang untuk pertama kalinya merupakan adaptasi dari novel sejarah (salah satu dari sekian banyaknya adaptasi film terhadap novel) dari Edward Bulwer Lytton. Dengan hasil popularitas yang dicapai film tersebut, mengakibatkan sinema Italia menjadi identik dengan tontonan sejarah. Pada tahun 1910, Italia telah menduduki peringkat nomor dua setelah Perancis dalam jumlah film yang dikirim ke seluruh dunia. Sebagian karena produser-produser di Italia memproduksi filmnya hanya ditujukan untuk teater atau bioskop film yang permanen, dan dengan konsistennya mereka pun membuat film dengan lebih dari satu rol (gulungan) film, situasi yang menjadikan mereka sebagai yang pertama di dunia dalam hal ini, akibatnya film pun memiliki durasi yang lebih dari lima belas menit. Salah satu contoh misalnya, pada tahun 1910, seorang sutradara yang ada pada periode ini, yakni Giovanni Pastrone, menjadikan II Ca duta de Troia (The Fall of Troy; 3.7) dibuat dengan menghabiskan tiga rol (gulungan) film. Keberhasilan tersebut telah mendorong para produser Italia melakukan hal yang serupa untuk membuat film epik yang lebih lama dan lebih mahal, situasi yang menjadikannya sebuah tren dalam pembuatan film yang memuncak di pertengahan tahun 1910-an.
Namun, tidak semua film Italia itu dibuat sebagai film epik, karena mulai tahun 1909, para produser film Italia kembali meniru Perancis dengan membuat beberapa seri komik. Andre Deed yang merupakan salah seorang bintang dan sutradara milik Pathe pun direkrut oleh perusahaan film Italia, Itala, dengan cepat Deed pun meninggalkan karakter Boireau untuk berganti menjadi Cretinetti (dalam film Little Cretin). Kondisi tersebut, segera diikuti oleh perusahaan film Italia lainnya yang segera saja menghadirkan komikus Perancis atau Italia untuk ikutan membuat dan membangun film seri, seperti hadirnya film macam Ambrosio Robinet dan Cines Polidor (3.8). Berbeda dengan film epik, film-film model ini memiliki anggaran yang jauh lebih murah. Lalu filmnya pun lebih hidup dan lebih spontan, sehingga menjadi lebih cepat populer secara internasional. Situasi yang membuat ratusan film dengan model yang sama pun dibuat dan hadir di bioskop, tetapi dalam sekejap saja, dengan cara bertahap dan terus-menerus, pada akhirnya film dengan formula inipun mengalami penurunan selama tahun 1910-an.
Set yang besar dan megah, adegan
yang ramai dan kostum sejarah yang mewah menjadikan The Fall of Troy film epik khas dari Italia.
Sumber https://www.youtube.com/watch?v=lLMEFZaZ8sA
Komentar
Posting Komentar