PEDOMAN PRAKTEK INDUSTRI FOTOGRAFI

I.        PENGERTIAN


A.      Mata Kuliah Praktek Industri atau selanjutnya disingkat dengan PI adalah Kegiatan Belajar Mengajar secara langsung di dunia industri/lapangan kerja, dimana para mahasiswa/i Politeknik Negeri Media Kreatif atau Polimedia Jakarta, diharapkan beradaptasi dan mengaplikasikan teori dan praktek yang telah didapatkan sebelumnya di bangku kuliah.

B.      Bobot Mata Kuliah PI ini adalah 4 SKS, dengan pelaksanaannya di semester genap tahun terakhir masa studi.

C.      Berbeda dengan mata kuliah lain, Mata Kuliah ini sudah dapat berjalan sejak libur semester Gasal tahun ketiga (semester 5), dan berlangsung selama minimal 2 bulan dan maksimal 3 bulan didunia industri/lapangan kerja.


II.      PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI

A.      Mahasiswa/i terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Fotografi di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.

B.      Mahasiswa/i adalah peserta didik yang berada di semester 6 dan telah menyelesaikan 5 semester masa pendidikan.

C.      Mahasiswa/i mengajukan PI kepada Ketua Program Studi (Kaprodi) Fotografi, untuk selanjutnya mendapatkan pengarahan.

D.     Mengajukan surat pengantar dari Jurusan Penerbitan.

E.      Mahasiswa/i menyerahkan surat pengantar Jurusan ke Perusahaan yang menjadi tempat kegiatan Praktek Industri (PI).

F.       Mahasiswa/i melakukan Kegiatan Praktek Industri (PI) selama 3 bulan, dihitung dari masuk kerja pada Perusahaan dengan setidaknya melaksanakan beberapa hal, yakni:

1.      Pembimbingan dengan Mentor dari Perusahaan.
2.      Mempelajari dan memahami serta mengetahui sejarah, struktur dan visi dan misi serta bidang usaha perusahaan
3.      Mempraktekkan keilmuan yang telah didapatkan selama kuliah
4.      Melakukan adaptasi keilmuan dengan praktek industry yang ada pada perusahaan
5.      Mencatat kegiatan yang dilakukan, baik suatu kasus ataupun yang lainnya
6.      Membuat dokumentasi baik kegiatan yang dlaksanakan ataupun peralatan yang terdapat di perusahaan yang digunakan dalam Praktek Industri.

G.     Mahasiswa/i berhak mendapatkan nilai kegiatan PI dari mentor perusahaan setelah melaksanakan PI


III.    PEMBIMBINGAN PRAKTEK INDUSTRI

A.      Mahasiswa/i berhak mendapatkan Pembimbing Praktek Industri yang ditunjuk oleh Program Studi Fotografi

B.      Mahasiswa/i melakukan Pembimbingan Penulisan dengan Pembimbing yang telah ditunjuk oleh Program Studi Fotografi.

C.      Pembimbing menyetujui Laporan Praktek Industri selesai dengan menanda-tangani lembar persetujuan Laporan PI.


IV.   PENULISAN LAPORAN PI

A.      Penulisan Laporan PI dilakukan dengan arahan dan bimbingan Pembimbing yang telah ditunjuk dan ditentukan oleh Program Studi Fotografi.

B.      Laporan Prakte Industri ini wajib menggunakan kertas HVS ukuran A4 (210mm X 297mm) dan berat 80 gr/m² (HVS 80 GSM).

C.      Batas tepi atas/bawah adalah 4cm dan batas tepi kiri/kanan adalah 3 cm.

D.     Menggunakan huruf/font/typografi Times New Roman atau Arial sebesar 12.

E.      Spasi 2 dengan jumlah halaman minimal 15.

F.       Penulisan Laporan berisi:

1.      Cover depan bertuliskan keterangan sebagai berikut:
a.      Spasi 1,5 dan berada di Center
b.      Judul Tugas Karya Akhir Font 14 dan Bold)
c.       Pengantar Tugas Karya Akhir (font 14)
d.      Kegunaan penulisan pengatar karya (font 12)
e.      Oleh (Font 12)
f.        Nama Mahasiswa (Font 14)
g.      Nim Mahasiswa (Font 14)
h.      Program Studi (Font 12)
i.        Logo Polimedia Jakarta (tinggi + 3,5 cm)
j.        Jurusan Penerbitan (Font 14 dan Bold)
k.       Politeknik Negeri Media Kreatif (Font 14 dan Bold)
l.        Tahun penulisan pengantar karya (Font 14 dan Bold)

Contoh Cover Pengantar TKA (perhatikan jarak enter)





2.      Lembar pengesahan pembimbing
Contoh:


3.      Abstraksi

4.      Kata Pengantar

5.      Daftar Isi

6.      Bab I Pendahuluan
a.      Latar Belakang

b.      Rumusan Masalah

c.       Maksud

d.      Tujuan
-          Bagi Akademik
-          Bagi Politeknik
-          Begi Perusahaan/dunia uasaha

e.      Metode Penulisan

7.      Bab II Profil Perusahaan
a.      Identitas Perusahaan
o   Nama Perusahaan
o   Alamat Perusahaan
o   Foto Established Kantor

b.      Sejarah Perusahaan

c.       Struktur Organisasi Perusahaan

d.      Logo Perusahaan (deskripsikan dan uraikan filosofinya)

e.      Profil Bidang/Divisi Perusahaan (tempat PI dilaksanakan)

8.      Bab III Pembahasan Kegiatan
a.      Kegiatan PI
Yakni menguraikan waktu dan aktifitas kegiatan yang dilaksanakan saat PI

b.      Peralatan
Yakni foto peralatan dan adegan penulis saat melaksanakan PI

c.       Teori
Menguraikan teori secara singkat yang berhubungan dengan butir 8.a

9.      Bab IV Penutup
a.      Kesimpulan
Uraian hubungan antara teori dan praktek

b.      Saran
Ditujukan bagi politeknik dan dunia usaha atau perusahaan.

10.  Kutipan, dapat suatu kalimat yang diambil dari sebuah buku atau merupakan suatu definisi dari kata atau kalimat tertentu sehingga membutuhkan penjelasan khusus

11.  Teknik penulisan kutipan sebagai berikut:

A.    Tulisan menggunakan Bahasa Indonesia berdasarkan EYD
B.    Apabila terdapat kata asing, maka kata atau kalimat tersebut cetak miring.
Contoh : flash (kata dari Bahasa Inggris), the formal doctrin of signs (bahasa Inggris) dsb.
C.    Menulis kutipan sebgai berikut:
1.   Bodynote
1.1.       Untuk menuliskan kutipan yang berasal langsung dari buku yang ditulisnya

Contoh:


...entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Semiotika menurut Charle Sanders Pierce (1986:4) tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda” (the formal doctrin of signs).


Keterangan:
§  Nama apabila dituliskan secara lengkap
§  1986 adalah tahun terbit buku, dan 4 adalah nomor halaman.
§  Penulis berarti mengutip langsung dari buku Charles S. Pierce

a.    Kemudian menuliskan nomor kutipan
b.    Nomor kutipan terus berlanjut pada setiap babnya, sehingga pada bab 2, bab 3 dan seterusnya, kutipan tidak dimulai dari angka 1, melainkan nomor kelanjutan dari bab sebelumnya.
c.    Pada bagian bawah halaman, dituliskan penjelasan dari kutipan dengan menampilkan nama penulis/sumber/yang membuat pernyataan, titik dua, judul buku dengan cetak miring, penerbit, tahun terbit dan halaman
1.2.       Apabila kutipan lebih dari 5 baris, maka kutipan dituliskan dengan ukuran font 10, dengan letaknya menjorok kedalam

Contoh:

...khusus memperhatikan struktur karya sastra atau seni. Fenomena kesastraan dan estetik didekati sebagai sistem tanda-tanda (Budiman, 1999: 111-112).


Keterangan:
§  Nama apabila dituiskan tidak lengkap Budiman (Kris Budiman)
§  Sumber lebih dari satu halaman, lalu disimpulkan oleh penulis (mahasiswa yang TKA) yang mengutipnya

1.3.       Sumber lebih dari satu, yang merupakan kesimpulan dari beberapa statemen penulis.

Contoh:

Sampai sejauh ini, bidang-bidang studi semiotika sangatlah beragam, mulai dari kajian perilaku komunikasi hewan (zoosemiotics) sampai dengan analisis atas sistem-sistem pemaknaan seperti komunikasi tubuh (kinesik dan proksemik), tanda-tanda bebauan (olfactory signs), teori estetika, retorika dan seterusnya (lihat Eco, 1979: 9-14; Hawkes, 1978: 124).


Keterangan:
§  Eco (Umberto Eco) adalah sumber pertama, sedangkan Hawkes (Terence Hawkes) adalah sumber kedua.
Penulis berarti mengutip dengan teknik menyimpulkan dari dua pernyataan dengan sumber (buku) yang berbeda.

2.   Footnote
2.1.       Kutipan dari statemen penulis sebagai sumber dituliskan terlebih dahulu.
2.2.       Kemudian menuliskan nomor kutipan.
2.3.       Nomor kutipan terus berlanjut pada setiap babnya, sehingga pada bab 2, bab 3 dan seterusnya, kutipan tidak dimulai dari angka 1, melainkan nomor kelanjutan dari bab sebelumnya.
2.4.       Pada bagian bawah halaman, dituliskan penjelasan dari kutipan dengan menampilkan nama penulis/sumber/yang membuat pernyataan, titik dua, judul buku dengan cetak miring, penerbit, tahun terbit dan halaman.

Contoh :

Ada tidaknya simbol-simbol inilah yang menjelaskan penilaian atas karya film. Dalam semiotika sinematik,² misalnya, adegan burung yang terbang di udara bukan lagi dipandang sebagai hewan bersayap yang terbang, melainkan sudah menjadi tanda yang berisi nilai.

Pada halaman bawahnya dituliskan seperti:
____________________
² Wollen, Peter. Signs and Meaning in The Cinema, London: Secker and Warburg in Association with the British Film Institute, 1972, hal.153.


Atau untuk menjelaskan definisi yang membutuhkan penjelasan, maka dituliskan seperti dibawah ini:


...Sehingga kita dapat membedakan manakah film puitis² dan tidak puitis.
______________________
² Film Puitis adalah film yang tekniknya persis puisi atau film yang mengandalkan tanda-tanda untuk menyampaikan gagasan dan pesan. Hanya media ekspresinya yang berbeda. Jika puisi diluangkan diatas kertas oleh seorang penyair, sementara film puitis hadir didalam karya sinema yang dihasilkan seorang sineas. Istilah film puitis memang belum valid, meski Paolo Pasolini dalam buku Oswald Stack: Pasolini, Bloomington and London: Indiana Univesity Press, 1969, sering menyebut cinema of poetry, misalnya hal.153. Sementara Louis D. Giannetti dalam bukunya Understanding Movies, New Jersey: Pretince-Hall, Inc., 1967, hal 397, menulis the poetic cinema. Dipergunakannya istilah film puitis dalam skripsi ini untuk membedakannya dengan film bertutur verbal dan film yang hanya memasukkan unsur puisi sebagai ide cerita, dialog, dan tittle atau deskripsi skenario. Lebih lanjut hal ini akan dijelaskan dalam Bab III dan Bab IV.



3.   End Note
3.1.Kutipan dituliskan
3.2.Memberikan nomor pada setiap kutipan
3.3.Nomor kutipan di setiap bab di mulai dari angka 1
3.4.Penjelasan kutipan dituliskan pada akhir halaman setiap Bab

Contoh:

¹ Wollen, Peter. Signs and Meaning in The Cinema, London: Secker and Warburg in Association with the British Film Institute, 1972, hal.153.

² Greenaway, Peter, ‘105 Years of Illustrated Text’, dalam Zoetrope All-Story, vol. 5, no. 1

Dan seterusnya



G.     Dijilid Soft Cover berwarna abu-abu dan diserahkan ke Prodi sebanyak 2 jilid.

H.     Tulisan berwarna emas

I.        Batas akhir penyerahan Penulisan Laporan Praktek Industri ke Prodi paling lambat 1 bulan setelah sidang Praktek Industri dilakukan.

J.        Apabila Mahasiswa tidak menyerahkan Penulisan Laporan Praktek Industri maka dikenakan sanksi TIDAK LULUS, dan harus mengulang di semester berikutnya, dengan mengikuti ketentuan dan prosedur seperti yang telah dilakukan sebelumnya (dari awal sebagaimana PI).






Komentar