Pengantar Struktur Penulisan Skenario TV

Program tv seringkali menggunakan kisi-kisi atau jaringan dalam menghadirkan jadwal tayangan tv untuk beberapa malam. “Slots” merupakan batas area antara jam tayang (umumnya tercetak horizontal) dan program tv atau chanel (vertikal). Perhitungan slots dilakukan pada area tersebut terhadap chanel yang satu dengan chanel yang lainnya pada jam tayang yang sama. Jaringan seperti itu sangat banyak membantu kita mengetahui dasar dari struktur televisi dan juga dari pengalaman dalam menonton televisi. Banyak sekali didalam penyusunan slot jam tayang seorang programming menegaskan lebih menyukai para penonton programnya daripada program itu sendiri.

Tetapi itu dibutuhkan bagi televisi broadcast dan kabel, berbeda dengan televisi premium (HBO, Disney, Showtime) yang statusnya sangatlah spesial. Kisi-kisi pada jaringan tersebut juga menghadirkan daftar tambahan bagi mereka yang tidak menonton program tayangan di tv premium tersebut.
Program juga menghubungkan (berpotensi saling menghubungkan) dengan beberapa program lainnya untuk membagi slot jam tayang. Selama jam tayang itu di sesuaikan dengan kehidupan rumah tangga di Amerika (7 ½  jam per hari, di atas rata-rata) ini didasari dari garis horizontal pada jam tayang televisi, yang mengalir dari satu bit TV sampai pada bit berikutnya.

Ini sama pentingnya, dengan memindahkan garis vertical dari satu chanel ke chanel yang lainnya, menimbulkan hubungan diantara program dengan sendirinya. Sebuah daftar jaringan yang menggambarkan secara visual menghadirkan dua sudut pandang pada struktur televisi: sequence (sebuah pemikiran sebelumnya) dan association (hubungan diantara kesamaan beberapa program). Kisi-kisi jaringan tersebut pada akhirnya mengilustrasikan struktur televisi komersil. Perbedaan yang sangat krusial yang terdapat pada televisi dengan bentuk seni yang lainnya dalam memadukan perbedaan bagian-bagian naratif, informasi, dan iklan (advertising)  kedalam sebuah arus yang tidak akan pernah berakhir didalam televisi. Fragmen dari program-program, iklan-iklan atau advertising-advertising, dan pemberitahuan-pemberitahuan lainnya yang disiarkan hanya untuk penonton mengalihkannya ke chanel (vertical axis) yang lain.



Kita menonton televisi lebih daripada kita melihat program televisi yang spesifik. Biaya atau ongkos dari pemeliharaan dan keperluan televisi yang terus-menerus tersebut sangatlah mendominasi hampir setiap aspek struktur televisi dan sistem. Hal itulah yang menetapkan bagaimana cerita akan berbicara, bagaimana iklan atau advertising ikut membangun, dan rata-rata bagaimana televisi-televisi bervisualisasi dengan disain tertentu.

Ada tiga prinsip umum didalam membangun struktur di televisi, yaitu:
- Polisemi
- Interupsi
- Segmentasi


POLISEMI, HETEROGENEITI DAN KONTRADIKSI

Arus (flow) televisi – istilah Raymond Williams untuk sekuens televisi dengan fragmen narasi yang berbeda, informasi, dan iklan –menentukan struktur fundamental media. Arus ini memfasilitasi beragam makna, atau POLISEMI (polysemy) yang disiarkan televisi. Dengan kata lain Polisemi merupakan adanya kepentingan yang luas tidak saja hanya kepentingan dari pengaturan televisi, melainkan banyak kepentingannya.

Pada list TV Guide diatas dapat kita lihat pada Program HBO Spesial, di hari Kamis dalam satu waktu menghadirkan 3 judul program; The Simpson, The Cosby Show dan Roseanne Arnold, yang kesemuanya merupakan program yang berisikan tema keluarga tetapi diletakan pada saat anak-anak pergi tidur.

Program The Cosby Show, merupakan tayangan yang menghadirkan tradisi keluarga sebagai sebuah keluarga yang sangat korperatif, keluarga yang harmonis, penuh kasih-sayang dan mengasuh satu sama lainnya, yang didalamnya timbul friksi, salah satu ilustrasi yang menggambarkan kekuatan keluarga nuklir (ada Ayah, Ibu dan anak) di Amerika, bagaimana cara membesarkan anak.

Program lainnya macam Roseanne Arnold, merupakan re-presentasi dalam televisi terhadap sebuah keluarga, tradisi keluarga yang hancur berantakan, tidak berfungsi dengan baik dan menyesakkan dada. Sebuah ilustrasi kebusukan konsep keluarga konvensional: sengitnya perceraian, kehamilannya dimana ia tidak menikah (dan saat ia anak-anak tumbuh karena adopsi, dan sebagainya).

Sedangkan The Shimpsons keberadaan temanya berada diantara The Cosby Show dan Roseanne Arnold, merupakan hanya kepingan dari pondasi apa yang disebut sebagai keluarga konvensional, namun pada akhirnya juga dapat menguatkan pondasi keluarga konvensional. Homer Simpsons, untuk sementara waktu, banyak sekali kekurangan sebagai figur ayah yang memuaskan layaknya, dan Marge Simpsons, yang lebih konvensional sebagai figur seorang ibu, kecuali untuk rambutnya yang seperti menara berwarna biru.

Ini hanyalah bagian kecil dari porsi bagan ilustrasi televisual, kontradiksinya televisi terhadap frekuensi dirinya dan sangat sembarang. Menghadirkan banyak sekali beragam kepentingan yang ingin diperlihatkan meskipun hanya dalam satu malam saja. Hal inilah yang disebut sebagai POLISEMI yang memiliki kontribusi terhadap daya tarik televisi yang luas. HETEROGEINITI yang terlihat ada pada tema keluarga meskipun memperlihatkan keberagaman bentuk keluarga dan sangat KONTRADIKSI.       


PENDEKATAN KONSTRUKSI TELEVISI

Masih banyak lagi perbedaan terhadap hal-hal yang menjadi keutamaan penandaan (signified). Apakah Polisemi ini dasar bagi televisi untuk segala sesuatunya menjadi satu? Dan bagaimana dengan konstruksinya? Ada 3 AKSIOM (perumpamaan) dibawah ini akan menjadi gambaran dalam pendekatan terhadap televisi.

AKSIOM 1 (PERUMPAMAAN 1)
Teks televisi (program, segmen komersial, seluruh blok waktu televisi) mengandung makna.
Suatu segmen televisual yang mengalir begitu saja, apakah itu program yang individual, komersial, berita ataupun keseluruhan program dalam satu waktu yang ditayangkan, mungkin saja merupakan hasil pemikiran dari teks televisual (mencerminkan sebagai hasil dari begitu beraneka ragamnya kepentingan atau polisemi). Dapat dilihat saat Roseanne menggambarkan keluarganya, kata-katanya atau kalimat-kalimatnya penuh dengan penandaan (signify).

Ucapan tersebut memiliki arti yang sangat luas dan dalam, menjadikannya suatu fenomena “teks” oleh pembaca, pemerhati ataupun penonton yang melihatnya sebagai satu-kesatuan yang utuh. Itu merupakan bahan bacaan yang dapat di-interpretasikan kedalam hukum tata kata. Selanjutnya TV dapat dilihat dan di-interpretasikan sebagai sebuah sequence program tv terdiri atas suara dan gambar (image). Terdapat pula, struktur naratif dan non-naratif, lighting dan disain set, gaya kamera, editing dan suara memungkinkan untuk dapat dikenal sebagai elemen tekstual televisi (merupakan sebagai blok-blok dasar yang disusun dan dibangun oleh para pembuat program televisi yang mereka gunakan sebagai sarana komunikasi dengan para audiens mereka).

AKSIOM 2 (PERUMPAMAAN 2)
Tidak semua makna ditampilkan secara berimbang (sama). Alat teks menekankan adanya beberapa makna terhadap yang lain dan dengan demikian menawarkan suatu hirarki makna bagai penonton. Polisemi TV terstruktur, berdasarkan aturan budaya yang dominan, kedalam percakapan (sistem kepercayaan). Pada pokoknya tidak semua teks televisi menghadirkan hal yang sama untuk dinilai positif dan juga terhadap kekerasannya.

Melalui Dialog, gaya aktingnya, musik dan atribut teks lainnya, televisi banyak sekali menegaskan hal-hal yang menjadi nilai pokok serta kepentingannya yang lain. Pada saat keluarga Simpsons berkumpul kemudian memutari anjing mereka, dengan wajah mereka yang tersenyum serta diiringi background musik, dengan sangat jelas sekali teks mengharapkan adanya kebersamaan keluarga adalah hal yang paling diutamakan meskipun harus mengorbankan sesuatu hanya untuk seekor hewan peliharaan tetapi intinya memiliki dampak yang positif.  Televisi selalu menjadi media yang memiliki kode-kode pokok tertentu yang lazimnya berdasarkan atas nilai sosial sebagai daya tariknya.

Harus ada pola implisit yang terstruktur pada hal-hal yang dirasakan sangat penting. Kecenderungannya struktur televisi berguna untuk membantu sebagai pegangan nilai ekonomi dan kekuatan politik khususnya pada tatanan sosial masyarakat, selain itu juga harus membuka ruang terhadap hal-hal pokok yang berlawanan dengan tatanan sosial tersebut. 

AKSIOM 3 (PERUMPAMAAN 3)
Pengalaman menonton televisi menyebabkan penonton melakukan kontak dengan teks percakapan. Peranan televisi terlihat sebagai kesatuan percakapan dimana pemerhati televisi menjumpainya sebagai sebuah teks. Percakapan, digunakan untuk mengatakan perasaan tertentu.

S
uatu teks pada televisi sebagai struktur yang dipercaya (sebagai percakapan) terbentuk atas dasar nilai sosial pada bagian seperti pengajaran, agama atau kepercayaan, pendidikan, kelas, jender. Teks pada televisi juga mengutamakan struktur yang dipengaruhi dari ideologi serta ketentuan dari televisi yang sangat spesifik. Percakapan penekanannya tidak hanya pada hal teks semata. Melainkan justru lebih banyak pada hal-hal yang dapat menembus daripada teks itu sendiri.

Contohnya seperti
fakta statistik yang ada di Amerika menunjukkan bagaimana kelas ekonomi dan tingkat pendidikan dari orangtua mereka sebenarnya jaminan apakah mereka sukses atau tidak tentang persoalan keuangan mereka sendiri, bukan karena kerja keras. Kerja keras hanyalah hal yang biasa dijadikan sebagai sebuah perasaan belaka, bukan bukti nyata. Merupakan sebagai bentuk dari teks hukum kapitalis.


INTERUPSI

Arus televisi diselingi dengan interupsi. TV secara terus menerus menginterupsi dirinya sendiri, bergeser dari satu teks ke teks berikutnya, dan karena sering suatu teks mengganggu dirinya sendiri, sehingga kita juga mengganggu konsumsi televisi dengan pergi ke ruangan lain dalam rumah atau tidak memberikan perhatian terhap televisi.

Interupsi ini mengakibatkan televisi melakukan struktur yang tersegmentasi, membentuk porsi sedemikian rupa untuk mendorong konsentrasi para pemirsa. Dalam program, saluran (flow) sering terganggu dengan iklan, pengumuman-pengumuman dan semacamnya. Gangguan/terganggu tersebut dikenal dengan interupsi. Satu progres program dihentikan oleh program berikutnya, dan seterusnya. Meskipun tingkatannya yang lebih kecil, dalam alur cerita narasi program cenderung mengalami banyak gangguan. Opera sabun, misalnya, sering menayangkan adegan dimana karakternya terganggu saat akan melakukan pembunuhan, menemukan sifat kebapakan mereka yang sejati, atau menunjukkan suatu romantika yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun.

Masalah yang penting adalah bahwa TV secara konstan mengganggu dirinya sendiri. Meskipun saluran (flow) yang memancar dari TV kita merupakan teks televisi secara berkelanjutan, flow tersebut bukan merupakan jenis teks yang sama. Ada teks narasi dan ada teks bukan narasi,  teks iklan,  informasi dan advertising lainnya, dan seterusnya. Selanjutnya, kita sebagai penonton sering menginterupsi diri sendiri sambil menonton televisi. Kita meninggalkan area menonton untuk pergi ke dapur atau ke kamar mandi.

Dan remote control memungkinkan interupsi paling radikal: perpindahan saluran secara acak. Dengan remote control, kita memilih kecepatan interupsi dan berpindah menurut sumbu vertikal grid, menciptakan mozaik teks yang disiarkan secara bersamaan. Kita menyatukan program narasi dan program bukan narasi, film, iklan, pengumuman, dan credit sequences kedalam cacophonous supertext –menjadikan juxtaposition sebagai hal yang ajaib (misalnya, kita pindah dari ceramah agama ke acara video rap). Untuk ini, alur cerita, musik, desain visual, dan dialog harus menarik perhatian kita, untuk dapat dinikmati melalui iklan komersial, dan untuk tidak berpindah ke saluran lain.


SEGMENTASI

Sifat diskontinu televisi menimbulkan cara tertentu untuk mengemas bahan narasi, informasi, dan iklan komersial. Satu segmen televisi tidak selalu berkaitan dengan segmen berikutnya, dalam suatu rangkaian rantai sebab dan akibat. Hubungan acak dan sekuensi (bukan sebab akibat dan konsekuensinya) yang mengatur saluran (flow) televisi.  Sifat segmen TV berdurasi 30 detik (dan dapat lebih pendek lagi) untuk iklan.

Program-program baru dikomparasikan dalam segmen berita, cuaca, dan olah raga, kemudian dibagi kedalam beberapa kemasan  atau cerita berdurasi 90 detik (dan dapat lebih pendek). Game (permainan) menunjukkan durasi singkat dan tetap. MTV pada umumnya menayangkan program video musik yang berlangsung tidak lebih dari 5 menit. Program narasi harus menyusun cerita sehingga suatu segmen dapat sesuai dengan iklan komersial.  Dari semua itu, untuk industri televisi, program bagaikan berita-berita pendek (filler), hal-hal yang tidak menyenangkan mengganggu fungsi penting televisi: pemberitaan komersial. Konstruksi segmen televisi ini dan hubungannya dengan satu sama lain merupakan dua concern dari para pemasang iklan di televisi (agency iklan), produser, dan programmer.

Kita seharusnya juga memperhatikan struktur segmen televisi karena dapat menentukan bagaimana cerita disampaikan, informasi disajikan, dan komoditas diiklankan di televisi penyiaran.   


Komentar