Model Produksi Film Prancis 1950-an

Pasar Malam Pada Periode Awal Kehadiran Sinema
(Gambar: capture Movie Begins by Film Preservation Associates and The British Film Institute) 


Prancis 1950-an

Setelah paska perang dunia II, di tahun 1946, dengan dihapuskannya kuota bagi film-film Hollywood yang diputar di Prancis sebelum perang, mengakibatkan merosotnya produksi film Prancis, dan meningkatnya film impor dari Hollywood. Sehingga membuat para pekerja film bereaksi keras terhadap pemerintah Prancis. Dengan kericuhan ini, maka pemerintah pertama mendirikan Center National de la Cinematographie (CNC) yang bertugas mengatur industri film dengan menetapkan standar keuangan, memberikan subsidi untuk pembuatan film, dan mendorong produksi dokumenter dan film yang estetik dan artistik. Akibatnya, CNC merupakan sebuah revisi dari pusat organisasi produksi dibawah rezim Vichy.

Kedua pemerintah memberlakukan undang-undang proteksionis tahun 1948 yang menetapkan kuota impor baru film Amerika per tahun, memberikan pinjaman melalui bank besar kepada perusahaan film yang stabil, memberlakukan pajak masuk yang dialokasikan untuk membiayai produksi film masa mendatang, maksudnya jika sebuah film terbukti berhasil, maka akan mendapatkan biaya tambahan yang cukup besar untuk produksi film berikutnya yang diambil dari tiket tontonan. Kebijakan ini membuat perusahaan film segera memproduksi film-film dengan bintang-bintang dan cerita-cerita masa depan. Kemudian di tahun 1953 undang-undang baru memberlakukan pemberian dana untuk produksi proyek film baru sekaligus memberlakukan ketentuan yang mendorong produksi film pendek. Dengan bantuan pemerintah tersebut, terbukti telah meningkatkan produksi film Prancis. Co-produksi, terutama kerjasama dengan perusahaan Italia, juga turut berkembang dibawah koordinasi CNC. Namun secara internasional, sebenarnya film Prancis tidak lagi diminati seperti sebelum Perang dunia I, atau pada era awal film pertama kali ada.

Menariknya, bersamaan dengan hal tersebut, muncul kritikus untuk menjaga mutu dari film Prancis yang belakangan mutu film diidentikkan dengan sutradara dan penulis skenario, yang sebenarnya bertujuan kritik tersebut agar mutu bioskop tetap prestis. Sehingga seringkali penulis skenario dianggap sederajat dengan sutradara, bahkan lebih dari sutradara, karena mengacu pada karya sastra klasik yang membuat para penulisnya terkenal. Karena film yang di produksi banyak mengadaptasi karya-karya sastra. Sehingga sutradara pun seakan-akan jadi terikat dengan penulis skenario. Namun belakangan, sekembalinya para sutradara-sutradara tua Prancis, yang mengasingkan diri saat Perang Dunia, telah membuat sebuah alternatif produksi, dengan tidak terikat oleh para penulis skenario. Melainkan terikat dengan para assistennya atau para teknisi film lainnya yang lebih dipercaya, yang memungkinkannya lebih bisa mewujudkan ekspresi dari keinginan sutradara. Sehingga sutradara menjadi orang pertama yang harus menjaga mutu filmnya, disamping itu juga produksi film Prancis tahun 1950-an ini, memperlihatkan terlibatnya peran pemerintah dalam mengatur industri film nasional terhadap kuota film impor dan pendanaan produksi film yang memiliki nilai estetik dan artistik.

Produksi juga dilakukan pada studio-studio produksi. Latar belakang cerita (seting) seringkali adalah bersifat manipulasi dari aslinya. Mereka membangun set didalam studio.


Beberapa hal yang mempengaruhi munculnya beberapa model untuk produksi film ini diantaranya adalah:
1). Faktor negara dan sosial masyarakatnya.
model produksi film dapat diposisikan atas peran langsung negara terhadap film, dimana yang pertama tidak terlibatnya negara terhadap film terlihat pada produksi film yang dilakukan Lumiere serta Hollywood. Sedangkan Rusia 1930-an dan Prancis 1950-an, sangat jelas bagaimana negara terlibat langsung terhadap produksi film.

2). Kekuatan dan kelemahan dari tiap model produksi.
Model produksi film yang dilakukan oleh Lumiere dan Hollywood, menyebabkan keuntungan dan kebebasan benar-benar diperoleh oleh mereka yang memiliki modal, sehingga kerugian hanya dibebankan pada individu yang punya modal. Film-film hiburan lebih menjadi pilihan untuk di produksi karena mendatangkan keuntungan.

Sedangkan model Rusia 1930-an dan Prancis 1950-an, para pembuat film memiliki keterikatan atas pemberi modal yakni negara. Sehingga tanggungjawabnya lebih dibebankan kepada moral si pembuat terhadap negara dan rakyat negaranya yang secara tidak langsung ikut membiayai film mereka. Sehingga mutu film harus dikontrol masyarakat/negara itu sendiri dan dijaga oleh pembuat film. Sehingga lebih mengedepankan aspek estetitka dan artistik pada film-filmnya.

3). Kompleksitas dari produksi film.
Produksi film Lumiere lebih bertujuan kepada keilmuan dan sensai atas keberhasilan teknologi cinematographe sebagai kamera film pertama yang menyebabkan kesepakatan dunia terhadap gambar bergerak (motion picture). Enam belas frame perdetik yang dapat dilakukan oleh kamera cinematographe menjadi standar internasional dari gambar bergerak (motion picture). Sehingga produksi film Lumiere pun tidak sekompleks dengan produksi film yang dilakukan oleh Rusia 1930-an, Hollywood dan Prancis 1950-an.

Komentar