Soviet Montage (Lev Kuleshov)


Lev Kulhesov

            Berdirinya Sekolah Film Pertama di dunia di Rusia –sekarang VGIK, menempatkan Lev Kuleshov sebagai orang yang dipercaya untuk memimpin sekolah tersebut. Bersama muridnya Vsevolod Pudovkin, melakukan penelitian terhadap dua film Griffith yang dibeli Lenin. Awalnya mereka hanya memutar-mutar film dan menontonnya, mereka pun merasa yakin mampu untuk membuat film. Namun karena tidak memiliki dana yang cukup untuk memproduksinya, membuat mereka frustasi dan memotong-motong film untuk mencari keistimewaan dari film Griffith, tapi mereka tidak menemukan hal yang spesial. Film yang telah dipotong-potong itu kembali ditonton, namun tetap tidak ditemukan sesuatu yang spsesial. Pada akhirnya mereka menyambung kembali potongan-potongan dari film tersebut secara acak, betapa terkejutnya mereka saat film yang telah disambungkan secara acak tersebut ceritanya jadi berantakan. Kuleshov pun meyakini bahwa kekuatan film The Birth of a Nation ada pada jukstaposisi pada gambarnya, yaitu jenjang urutan shot-shot di dalam film yang memiliki keterikatan satu dengan yang lainnya.

Untuk membuktikan pendapatnya tentang jukstaposisi, di tahun 1918, Kuleshov mencoba membuat eksperimen. Dia mengambil sebuah shot tunggal dari perusahaan film yang telah ditinggalkan pemiliknya, dan aktor tanpa ekspresi dalam shot tersebut bernama Ivan Mozzhukhin. Lalu Kuleshov juga mengambil shot yang lainnya untuk eksperimennya, seperti shot semangkuk sup panas, shot peti mati dan shot anak-anak yang sedang bermain di taman. Selain keempat shot itu, ia juga mengumpulkan shot wajah seorang perempuan, shot telinga, shot mata, shot hidung dan shot bibir dari sumber yang sama sekali berbeda.

Eksperimen Kuleshov pada gambar Mozzhukin.

Pada eksperimen pertama, Kuleshov menyambung shot wajah Mozzhukhin dengan shot semangkuk sup panas. Lalu pada eksperimen keduanya, dia menyambungkan shot wajah Mozzhukhin dengan shot peti mati, dan yang terakhir, shot wajah Mozzhukhin dengan shot anak-anak yang sedang bermain. Kemudian ia mempertontonkannya kepada khalayak ramai. Eksperimen pertama mendapat tanggapan dari penontonnya bahwa Mozzhukhin sedang lapar. Eksperimen keduanya, penonton menganggap Mozzhukhin sedang bersedih. Sedangkan yang ketiga penonton mengartikan bahwa Mozzhukhin laki-laki tersebut sedang bergembira. Disamping itu juga, Kuleshov mencoba menyambung secara berurutan kelima shot yang lain yaitu shot wajah seorang perempuan, shot telinga, shot mata, shot hidung dan shot bibir, dan setelah dipertontonkan, banyak yang menganggap bahwa mata, telinga, bibir dan hidung itu adalah milik perempuan di shot pertama.

            Eksperimen yang dilakukan oleh Kuleshov menunjukkan fungsi serta efektifitas dari kerja editing, dan efek editing yang dihasilkan dari eksperimen tersebut dikenal dengan Kuleshov Effect. Kuleshov sampai pada kesimpulannya, bahwa sinema berisi fragmen-fragmen dan penggabungan dari fragmen-fragmen, jadi menurutnya yang terpenting adalah bukan isi dari gambar (shot) melainkan kombinasinya. Sebuah shot tidak dapat berdiri sendiri, tapi membutuhkan shot lain agar memiliki makna. Oleh karena itu jukstaposisi menjadi sangat penting, karena kemampuannya dalam menghasilkan suatu dampak tertentu. Sinema merupakan salah satu bentuk seni, dan untuk dapat memenuhinya sebagai bentuk seni ini maka ada dua syarat yang dibutuhkannya, yaitu materi (shot) dan metode kreatif (montage atau editing). Bahkan Kuleshov juga mengungkapkan sebuah teori dasar dari penggunaan aktor non profesional di dalam film, kalau ia percaya akting tradisional sudah tidak diperlukan, karena aktor dipakai hanya sebagai materi “mentah” yang dapat digabungkan dengan gambar yang lain. Gabungan gambarlah yang menimbulkan emosi pada penonton. Penonton terbawa emosinya dan berbeda reaksinya setiap kali pergantian gambar dilakukan. Pada setiap kasus, makna atau arti dapat tercapai dengan menggabungkan dua shot bukan satu shot. Emosi yang timbul bukan dari akting Mozhukin melainkan akibat dari penggabungan gambar. Ketika seorang sutradara mampu menggabungkan gambar dengan tepat maka penonton sendiri yang memberikan makna terhadap gambar tersebut.

Komentar