Soviet Montage (Pudovkin)


Vsevolod Pudovkin
            Tahun 1920 Vsevolod Pudovkin yang memiliki latar belakang kimia, atau lebih dikenal sebagai Pudovkin, memulai debut aktingnya di pertunjukan sekolah seni Kuleshov. Ia juga dikenal sebagai salah satu murid yang terlibat dalam eksperimen yang dilakukan Kuleshov. Terinspirasi atas film Griffith yang berjudul Intolerance yang baru pertama kalinya ditonton serta pengaruh dari gurunya, Kuleshov, ia pun menjadi pembuat film Rusia –dulu dikenal dengan Uni Sovyet– pada tahun 1919. Pudovkin mengembangkan teori yang berbeda dalam editing yaitu konstruktif editing, ia menginginkan montage tidak terlalu menonjol pada editing itu sendiri dan harus selalu digunakan untuk mendukung cerita film. Konstruktif editing Pudovkin ini sangatlah beralasan mengingat pada masa itu di Rusia, sedang berkembang satu aliran seni yang disebut constructivism, dimana aliran ini  mencoba mendudukan bahwa apa yang akan dilihat dan dirasakan oleh audiens haruslah dapat dibangun.

Dalam tulisannya ia banyak menjelaskan teknik-teknik editing yang digunakan Griffith namun dalam beberapa hal ia berbeda dengan Griffith. Griffith seringkali menggunakan close up, yang menurut Pudovkin hal tersebut terlalu sempit. Ia beranggapan close up Griffith, hanya sebatas klarifikasi dari long shot, long shot-lah yang menurutnya lebih banyak memberikan makna. Close up hanya sebatas interupsi dan tidak mempunyai makna atau arti secara individual. Menurutnya setiap shot harus mempunyai makna yang baru, apabila shot digabungkan dengan shot-shot lain atau gambar-gambar lain, sehingga terciptanya makna atau arti yang baru. Dengan menggunakan close up lebih banyak dari Griffith, Pudovkin membangun adegan dari shot-shot yang terpisah yang semuanya ia susun menjadi satu kesatuan. Long shot jarang sekali ia gunakan, namun Pudovkin sering menghadirkan close up berupa benda yang mampu memberikan makna atau arti yang diperlukan bagi penontonnya. Penggabungan gambar mampu menggambarkan atau mengekspresikan kondisi emosional atau psikologis bahkan ide-ide abstrak.

            Setelah melakukan eksperimen bersama Kuleshov, Pudovkin pun berpendapat, bahwa sebuah film seharusnya dapat melibatkan emosi penonton, sehingga penonton bukan hanya mendapatkan informasi, melainkan juga aspek emosinya terbangun. Ia pun memperlihatkan bahwa adegan-adegan dalam film sesungguhnya dapat dibangun untuk memberi penekanan pada aspek dramatiknya. Pudovkin mencontohkan seseorang yang terjun dari atap gedung dimana bila harus menggunakan proses yang sebenarnya, adegan itu mustahil dibuat. Lalu ditawarkannya suatu metode yang dapat melibatkan emosi penonton dengan terlebih dulu membangun emosi penonton itu sendiri (dikonstruksi). Ia memberikan contoh orang yang melompat dari gedung, dalam pembuatan adegan ini bertujuan agar muncul rasa ngeri pada penonton, maka urutan dari shot-nya (Decoupage shot) sebagai berikut; Pertama Extreme Long Shot si A di pinggir atap gedung; kedua Extreme Close Up kaki si A di bibir atap gedung; ketiga Extreme Close Up keringat menetes di wajah si A yang berkeringat; keempat Extreme Long Shot boneka pengganti si A dijatuhkan; kelima Full Shot si A terkapar dan bersimbah darah di jalan.

Menurut Pudovkin, setiap shot dapatlah dibuat atau diproduksi dimanapun, karena yang terpenting adalah mengkonstruksi gambar ketika diedit, karena selain harus percaya, penonton juga harus merasakan suasana dan nuansanya. Oleh karena itu ia menyebut metodenya dengan istilah Constructive Editing. Pudovkin sependapat dengan Kuleshov, bahwa sebuah sequence menurutnya bukan difilm-kan namun dikonstruksi (dibangun). Shot-shot menurutnya harus disusun sama seperti kita menyusun batu bata dalam membangun rumah. Metode ini memang dianalogikan oleh Pudovkin seperti sebuah rumah, di mana rumah adalah film; atap, tembok, pondasi adalah sequence; pintu, jendela, tiang adalah scene; dan paku, kayu, semen, batu bata adalah shot-nya. Metode Pudovkin dapat terlihat dalam film-filmnya seperti Mother (1926) dan End of St. Petersburg (1927) yang teknik editingnya hampir serupa dengan gaya teknik editing (crosscutting) yang dikembangkan Griffith.


Dalam Mother (lihat 2.6) yang merupakan karya masterpiece-nya, Pudovkin mampu menerapkan teori-teorinya. Mother berkisah seorang ibu yang secara naif gagal memahami kenapa anaknya bergabung dengan para pemberontak, baru setelah anaknya dihukum penjara (adanya ketidak-adilan) ia baru memahami pentingnya revolusi, sang ibu bergabung dengan massa untuk mengeluarkan orang-orang, termasuk anaknya dari penjara.


Di film ini adalah teknik editingnya dan bukan plot-nya yang membuat film ini begitu mengesankan. Para aktor yang ada di film ini tidak “benar-benar” berakting namun konteksnya yang membawa emosi penonton. Pudovkin mampu menggunakan editing untuk menggambarkan kondisi psikologis atau mental karakternya. Pada saat sang ibu sedang bersedih karena ditinggal suaminya, wajah close up sang ibu dipotong oleh gambar lantai kayu dimana sang anak menyembunyikan senjata-senjatanya lalu dipotong lagi ke gambar close up wajah sang ibu (ekspresi sama). Gabungan shot tersebut mampu menunjukkan kecemasan sang ibu akan kehilangan anaknya juga, karena anaknya menyimpan senjata untuk kaum pemberontak.

Komentar