Skenario Film KELAS HARI INI

DINAS KEPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA SINGKAWANG

KELAS HARI INI

SINEMA PENDIDIKAN

 

Penulis Skenario

Budiman Akabr

10/24/2020

 

 

Kegiatan Belajar Mengajar yang tidak mudah bagi siswa dan guru  di masa Pandemik Virus Corona

 


 

 

SINOPSIS

 KELAS HARI INI

SUSI (10 tahun) dan MAJID kakak beradik satu bapak lain ibu harus menjalani kehidupan setelah ditinggal oleh orangtuanya yang pergi ke Rumah Sakit. Selama di tinggal oleh orangtuanya tersebut, mereka pun berusaha untuk dapat materi pembelajaran melalui darling, apalagi Ayah mereka baru saja membeli hp bekas. Tapi ternyata mereka tidak dapat menggunakannya karena tidak mengetahui bagaimana hp tersebut harus memiliki koneksi dengan sinyal internet.

Di satu sisi, BU NUR (35 tahun) seorang guru yang tetap berusaha dan bertanggung-jawab untuk dapat memberikan materi pelajaran terhadap anak didiknya di desa. Termasuk memberikan materi pendidikan ke Susi.

Cerita Susi dan Majid berlanjut saat mereka dititipkan DATUK, seorang Kakek yang pikun. Masalah pun bertambah, karena pikun seringkali orangtua itu membuat masalah, seperti menghancurkan radio dan hp milik Susi dan Majid.

Bu Nur pun akhirnya berkunjung ke rumah Susi, setelah memberikan pelajaran kepada siswa lainnya yang tidak memiliki hp ataupun radio. Sang guru pun mengetahui kalau kehidupan Susi dan adiknya hari itu harus dijalani tanpa kedua orangtuanya. Aapalagi radio dan hp mereka rusak, dengan berbesar hati, ia pun segera menyerahkan hp miliknya kepada Susi.

Namun sepeninggal Bu Nur dari rumah Susi, Petugas Kesehatan datang menjemput Susi dan Majid, Karen orangtua mereka ternyata terserang Covid. Kedua kakak-beradik itupun ketakutan karena mereka menira Petugas Kesehatan adalah penipu. Mereka sedikit memberikan perlawanan. Meski akhirnya, Susi dan Majid dapat diamanakan oleh Petugas Kesehatan berkat bantuan Pak RW.

 

SELESAI

 -------------------------------------------------------

 SKENARIO

 

KELAS HARI INI

 

1.      EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Masa Pandemi Covid19. Langit biru. Pandangan pun perlahan-lahan turun ke bawah. Terlihat suasana pemandangan Jalan Desa yang indah. Tampak sebuah motor tua dengan sebuah kardus di belakangnya sedang menyusuri jalan tersebut, terlihat kecil diantara bukit yang menjulang.

 

Tidak lama kemudian tampak terlihat seorang laki-laki yang usianya sekitar 40 tahun, sedang mengendarai motor tersebut. Kita panggil saja dengan nama AYAH. Helm yang dipakainya, hanya cukup menutupi kepalanya, sehingga rambutnya yang sedikit panjang masih terlihat berkibar tertiup angin. Jaketnya sudah terlihat lusuh. Di kantung jaketnya yang lusuh tersebut, tampak sebuah kotak yang hendak jatuh.

 

CU Roda motor yang menyusuri jalan yang berlubang. Sesaat saja tampak roda motor itu menghindari lubang jalanan, namun tidak begitu, saat ada lubang yang cukup besar. Roda motor itupun pada akhirnya melintasi lubang jalanan itu juga.

 

Motor kemudian berbelok arah. Kali ini Ayah seperti hendak menuju kearah bukit yang ada dihadapannya yang menjulang.

 

INSERT TITTLE FILM : KELAS HARI INI

 

CU Wajah Ayah yang terlihat tenang. Namun bersamaan dengan itu, kotak yang berada di kantung jaketnya pun terjatuh. Terlihat motor Ayah yang semakin lama semakin pelan. Ayah pun menhentikan motornya. Lalu dengan segera turun dan berjalan menuju kearah kotak yang terjatuh.

 

CU kotak yang jatuh, tidak berapa lama kemudian, tangan Ayah segera mengambil kotak tersebut. CU Wajah Ayah yang tampak sedikit takut. Lalu CU jemari Ayah yang membuka retsleting jaketnya. Ayah pun segera memasukkannya kembali kotak tersebut ke dalam saku kemejanya.

 

Ayahpun segera menuju ke motornya kembali. Lalu tidak berapa lama kemudian, ia pun menyalakan motornya dan segera melajukan motornya kembali. Terlihat motor melaju dan hendak menuju kearah gunung.

 

Catatan:

Pengambilan visual dalam scene ini biarkan lebih lama dan lamban agar dapat menikmati panorama visualnya.

 

2.      EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat beberapa ekor lele di dalam kolam. Tidak berapa lama kemudian CU tangan seorang perempuan menyerok lele tersebut. Belakangan diketahui IBU (28 tahun), perempuan Melayu, sedang menuangkan lele ke lantai. Kemudian dengan cepat Ibu pun segera memukul beberapa ekor lele yang jatuh di lantai dengan balok.

 

CU Seekor lele yang bergerak di pukul oleh balok. Kemudian tangan Ibu segera mengambilnya. Lalu Ibu pun segera membersihkan kotoran lele, dan segera memasukkannya kedalam sebuah kantung palstik. Sesaat saja Ibu selesai melakukan pekerjaannya. Ia pun segera masuk ke dalam rumah.

 

3.      INT. RUMAH SUSI- PAGI

 

Terlihat SUSI (10 tahun), seorang anak perempuan yang keturunan Tionghoa, dengan rambutnya yang sebahu yang sedang mengerjakan pekerjaan sekolahnya. CU Tangannya sedang menuliskan jawaban manfaat air bagi mahluk hidup dengan pensilnya.

 

Lalu terlihat Ibu masuk kedalam rumah dari pintu belakang sambil membawa sebuah kantung plastik.

 

IBU

Sus!!

Kasihkan lele ke rumah Bu Yus!

 

Ibu kemudian meletakkan kantung plastik di atas meja dapur. Ia pun segera pergi menuju kearah kamar mandi. Tidak berapa lama kemudian muncul Susi dari balik pintu kamar mandi.

 

SUSI

Mana bu lele nya

 

4.      INT. KAMAR MANDI – PAGI

 

Ibu sambil membersihkan tangannya di kamar mandi. CU Tangan Ibu yang terkena kucuran air, lalu membersihkannya dengan sabun.

 

IBU

Itu diatas meja... di dapurr...

 

5.      INT DAPUR – PAGI

 

Lalu terlihat Susi bergerak kearah meja dapur sambil memakai jilbabnya.

 

SUSI

Lelenya sudah mati kan bu?

 

(OS) IBU

Iya! Ga usah takut!

 

CU Tangannya dengan takut-takut membuka kantung tersebut. Terlihat Susi memperhatikan isi dalam kantung plastik.

 

SUSI

Banyak sekali lelenya bu!

 

(OS) IBU

Iya! Bapaknya sudah gak kerja!

Kasihan Bu Yus!!

 

Susi melipat kantung palstik tersebut.

 

SUSI

Oh, Pak Yus dah kerja Bu...

 

(OS) IBU

Karna covid, pegawai dikurangi...

 

Lalu ia pun segera mengambil kantung plastik. Setelah itu ia pun menuju kearah pintu belakang dan segera menghilang

 

6.      INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

MAJID (8 Tahun) seorang anak laki-laki sedang duduk di sudut ruangan. CU Tangannya sedang memainkan gelombang radio usang. Tampak terlihat Majid terus mencari-cari CU gelombang yang diinginkannya. Tidak berapa lama kemudian, Ibu pun muncul sambil membawa beberapa pakaian kotor.

 

IBU

Eh Majid!!

Kau ambil itu pakaian kotormu di kamar!

 

MAJID

Iya sebentar!!

 

IBU

Majid sekarang! Ibu mau cuci pakaian!

 

MAJID

Ini siapa yang ganti sihh!

Ada siaran untuk belajar Bu!

 

IBU

MAJIIIDD!!

 

MAJID

Iyaa...

 

Lalu segera saja Majid menghentikan mencari gelombang radio. Diletakkannya radio tersebut di dekat jendela ruangan. Lalu ia pun segera bangkit dan berjalan menuju kearah kamar.

 

IBU

Siaran belajarnya juga belum mulai!

Masih pagii...

 

Ibu tampak melihat kearah Majid yang masuk kedalam kamar.

 

IBU

Tanya Kakakmu...

Dia kan yang suka utak-atik radio...

 

Lalu segera saja ia pergi meninggalkan ruangan tersebut.

 

7.      EXT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat sebuah rumah yang terkesan menyendiri. Karena memang tidak ada rumah lainnya selain rumah tersebut. Beberapa pohon sepertinya mengeliingi rumah itu. Di belakangnya tampak bukit menambah indah pemandangan rumah tersebut.

 

Lalu terlihat suasana halaman rumah yang sepi. Dari halaman tersebut tampak pintu dan jendela rumah yang terbuka. Beberapa pohon tumbuh di halaman tersebut.

 

Lalu muncul Ayah sambil mengendarai motornya. Sesaat saja, motor itu berhenti tidak jauh dari pintu rumah. CU Jemari Ayah yang mematikan motor. CU Wajah Ayah yang merasakan sesuatu di tenggorkannya.

 

AYAH

(batuk)

Hukk... Hukk…

 

Lalu ia pun segera turun dari motor. Ayah membuka helm dari kepalanya, lalu segera melepaskan kardus yang ada di belakang motor. Setelah itu ia pun berjalan ke depan pintu. Di letakkannya kardus itu di dekat pintu. Ayah segera membuka sepatu dan setelah itu ia pun masuk ke dalam rumah.

 

AYAH

Assalamualaikumm...

 

(OS) MAJID

Waalaikum sallamm...

 

AYAH

(berdehem)

Eheemm.. Hukk…

 

Tampak dari halaman Ayah mengambil kardus dan terlihat segera masuk di dalam rumah dari balik jendela.

 

8.      INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Ayah meletakkan kardus dan hendak membuka jaketnya, namun bersamaan dengan itu, Majid muncul dan segera menghampiri Ayahnya tersebut.

 

MAJID

Mana hapenya Pak?

 

Ayah segera membuka jaketnya. Lalu ia mengambil kotak dari saku kemejanya. CU Tangan Majid langsung mengambil kotak tersebut.

 

AYAH

Masya Allah... Hukk!!

Majid... Majidd... Hukk!! Hukk!!

 

(berdehem)

Eheemmm!! Eheemm!!

 

Lalu Majid segera menjauh dari ayahnya. Ia segera membuka kotak tersebut dengan semangat.

 

CU Wajah Ayah yang merasakan sesuatu pada dirinya. Tampak ia memejamkan matanya. Tapi tidak lama kemudian, ia segera mengelus-elus dadanya.

 

AYAH

Ehheemm!

Hukk!! Hukk!! Hukk!!

Haduuhhh...

 

Ayah terlihat sedikit goyah. Jaket dari tangannya terlepas. Majid masih berjalan sambil membuka kotak tersebut. Ayahnya pun tersungkur jatuh ke lantai. Sedangkan CU Wajah Majid sangat gembira karena Hp bekas ada di tangannya. Ayah pun semakin goyah, lalu ia jatuh dan menabrak meja.

 

Mendengar Ayahnya terjatuh, Majid segera menengok ke belakang. Dilihat Ayahnya yang sudah tersungkur.

 

MAJID

Bapaakkk!!

 

AYAH

Hukk!! Hukk!!..

 

Majid segera menghampiri Ayahnya tersebut sambil memegang hpnya.

 

MAJID

(teriak)

Ibuu...!! Ibuuuu…!!!

Bapaaaakkk!!

 

Majid mendekati Ayahnya. Lalu Ibu pun muncul dari halaman belakang.

IBU

Kenapa Bapak Jid!!

 

MAJID

Bapakk...

 

Dengan cepat ia bergerak kearah Majid dan ayahnya.

 

IBU

Abaanngg!!

 

Tidak berapa lama kemudian, Susi pun muncul juga dari halaman belakang. Ia melihat Majid dan Ibunya sedang mencoba mengangkat Ayahnya.

 

SUSI

(sedikit teriak)

Bapakk...

 

Segera saja Susi menghampiri mereka.

 

IBU

Cepat ke Pak Erte!

Kalau nggak pinjam mobil!

 

SUSI

Cepat Jid!

 

MAJID

Kemana?

 

SUSI

Kemana Kek! Cepetan!!

 

Ibu dan Susi mencoba untuk mengangkat Ayah. Lalu Majid dengan cepat segera bangkit, sesaat ia meletakkan hpnya di salah satu meja. Setelah itu ia pun segera berlari keluar rumah.

 

9.      EXT. HALAMAN DEPAN – PAGI

 

Terlihat Majid yang keluar dari dalam rumah. Ia pun segera berlari sekencang-kencangnya melintasi halaman rumahnya. Ia kemudian berbelok arah, dan terus berlari melintasi jalan depan rumahnya itu.

 

10.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Jalan aspal yang tidak terlalu besar. Tiba-tiba muncul Majid berlari. Ia kemudian sesaat saja berhenti. Lalu ia kembali berlari lagi.

 

11.  EXT. HALAMAN RUMAH ORANG – PAGI

 

Lalu saat Majid melintas sebuah rumah, ia pun berhenti. Kemudian menuju ke halaman rumah orang.

 

MAJID

(ngos-ngosan)

Pak ertee!! Paakkk!!

 

Majid kemudian menuju ke pintu. Ia kemudian menggedor pintu rumah tersebut.

 

MAJID

Paakk! Paakk ertee!!

 

Tapi tetap tidak ada jawaban. Majid yang masih ngos-ngosan bergerak ke sampan rumah. Namun terlihat sepi. Ia pun segera berlari lagi dan meninggalkan rumah tersebut.

 

12.  EXT. JALAN TANAH DESA – PAGI

 

CU Kaki Majid yang kali ini terlihat melintas di jalan tanah. Kemudian tampak terlihat Majid yang berhenti. Ia menarik nafasnya.

 

MAJID

(batuk)

Hukk!!

 

Lalu Majid pun kembali berlari.

 

13.  EXT. KEBUN KARET – PAGI

 

Majid melintasi perkebunan karet. Untuk beberapa lamanya ia melintas kebun karet tersebut. Tidak berapa lama kemudian ia pun keluar dari perkebunan dan bertemu dengan jalanan. Lalu ia pun segera bergegas berlari kearah sebuah mobil bak tua yang ada di tepi jalan.

 

Tampak terlihat Majid melihat ke dalam mobil. CU Wajah Majid yang memandang stir mobil. Ia tidak menjumpai seseorang.

 

MAJID

(berteriak)

Paakk!!

 

(OS) PAK SOPIR

Huss treak-treak...

 

Mendengar itu, Majid terkejut, ia pun membalikkan badannya. Tampak PAK SOPIR yang sudah berdiri di belakang Majid sambil membawa beberapa ember.

 

MAJID

Pak tolong Bapak!

 

PAK SOPIR

Bapak mu kenapa Jid?

 

MAJID

Gak tau, tadi baru pulang,

Eh, langsung jatuhh...

 

PAK SOPIR

Oalaaaahh!!

Hayoo...Jid!

Bapakmu harus di bawa ke dokter itu Jid!!

 

Dengan cepat Pak Sopir segera meletakkan embernya ke bak mobil, lalu dengan sedikit berlari, ia pun langsung berputar dan membuka pintu mobil. Sedangkan Majid langsung naik ke bak mobil. Segera saja Pak Sopir masuk ke dalam mobil. Setelah itu segera menyalakan mobil.

 

Mobil bererak maju sebentar. Lalu mencoba untuk mundur beberapa jarak, dan kemudian mobil berbalik arah. Setelah itu mobil pun melaju ke depan.

 

14.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Terlihat Mobil Bak yang melintas di jalan desa yang tidak terlalu besar. Tapi kemudian mobil itu berhenti. Pak Sopir turun dari dalam mobil.

 

Majid segera berdri dan melihat Pak Sopir yang sedikit membungkuk masuk ke dalam kolong mobil. Kemudian terlihat Pak Sopir sedang memegang anak kucing di tangannya. Lalu ia pun segera meletakkan anak kucing itu di tepi jalan. Setelah itu, ia kembali masuk ke dalam mobil. Majid pun kembali duduk. Tidak berapa lama kemudian, mobil itupun melaju kembali.

 

15.  EXT. JALAN/HALAMAN DAPAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat mobil bak yang melaju dengan tidak terlalu kencang. Kemudian mobil itu masuk ke halaman rumah dan tidak berapa lama kemudian berhenti. Tampak Majid langsung melompat dan segera berlaru menuju ke dalam.

 

MAJID

Buuu... mobilnya tuuuhh...

 

Kemudian Pak Sopir pun segera keluar dari dalam mobil dan menuju ke rumah.

 

IBU

Pelan-pelan Sus...

 

Namun belum sampai Pak Sopir ke pintu, Ayah yang dibopong oleh Ibu, Susi dan Majid keluar dari dalam rumah. Dengan cepat Pak Sopir pun segera membantu mereka. Ayah tampaknya tidak berdaya.

 

PAK SOPIR

Sinii Suss...

 

Susi pun segera melepaskan tangannya dari Ayahnya tersebut. Tampak Pak Sopir yang membopong Ayah. Dengan cepat Majid langsung berlari menuju mobil. Ia pun segera membuka pintu mobil tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Pak Sopir dan Ibu memasukkan Ayah ke dalam Mobil. Lalu segera menutup pintu. Pak Sopir pun segera memutar. Ibu pun segera naik ke bak mobil. Pak Sopir masuk kedalam mobil.

 

IBU

Kamu goreng lele ya Sus, buat sarapan!

 

SUSI

Ya Buu...

 

IBU

Jangan takut sama lele!

Masih takut aja...

 

Pak Sopir CU segera menyalakan mobil dan segera menutup pintu mobil.

 

IBU

Kalian jangan ribut!!

Majid!!

 

MAJID

Ya buu...

 

Lalu mobil pun untuk beberapa saat mundur dan maju untuk berputar. Setelah itu, segera keluar dari dalam halaman depan. Majid dan Susi terlihat melihat mobil dan ibunya yang sedang duduk di bak mobil. Setelah itu, Majid segera berlari masuk ke dalam rumah.

 

MAJID

Hapeee...

 

SUSI

Majiidd...

 

Susi pun segera menyusul adiknya tersebut.

 

16.  ESTABLISHED SEKOLAH

 

17.  INT. KELAS – PAGI

 

Terlihat BU NUR (35 tahun) yang sedang berdiri di depan kelas. Tampak ia berdiri di depan whiteboard yang telah di tuliskan pecahan biasa.

 

BU NUR

Assalamualaikum

Selamat Pagi anak-anak...

Kita sekarang belajar Matematika...

Dengan materinya tentang pecahan

Pecahan itu sendiri ada pechan biasa,

Dan pecahan campuran...

 

Lalu Bu Nur menuliskan bilangan pecahan.

 

BU NUR

Ibu akan jelaskan pecahan biasa...

Bentuk pecahan biasa adalah ...

 

(menunjuk ke papan)

seperti ini... Ini... dan ini...

 

(OS) IBU KRISTIN

Yap!

Stop dulu Bu Nur...

 

Terlihat BU KRISTIN (30 tahun) yang sedang memegang kamera handphone. Sesaat saja ia pun menghentikan pengambilan gambarnya.

 

BU NUR

Terus bagaimana Bu?

 

Bu Kristin segera menurunkan masker yang menutupi wajahnya, agar lebih leluasa ia berbicara.

 

BU KRISTIN

Sekarang, kata anak saya,

Saya ambil dari dekat...

 

BU NUR

Oh gituu...

 

BU KRISTIN

Ini Saya maju sekarang...

 

CU Terlihat gambar Bu Nur dari hp. Terlihat Bu guru tersebut gambarnya lebih CU di kamera hp.

 

BU KRISTIN

Baik Bu,

Kita mulai…

Satu… Dua... Tiga...

 

Gambar di Hp lebih mendekat kearah Bu Nur dan tulisan pecahan ½ dan penjelasannya.

 

BU NUR

Baik, anak-anak, tolong perhatikan!

 

Lalu Bu Nur sedikit membalikkan badannya sehingga ia bisa menunjuk ke angka-angka yang dituliskan di papan.

 

BU NUR

Angka yang di atas...

 

(menunjuk ke papan)

Atau angka satu, disebut dengan Pembilang

Sedangkan angka yang di bawahnya, atau angka dua,

Disebut dengan penyebut...

 

(CU tangan Bu Nur bergeser ke angka berikutnya)

Begitu juga dengan yang ini...

 

BU KRISTIN

Stop!

 

Lalu Bu Nur mendekat kearah Bu Kristin yang tampaknya sedang berusaha untuk mengutak-atik rekamannya tersebut.

 

BU NUR

Terus diapakan bu...

 

Tampak Bu Kristin terdiam. Bu Nur mengambil masker di meja.

 

BU KRISTIN

Nah, itu, saya juga bingung ini BU...!

 

BU NUR

Wahh... teruss…

 

BU KRISTIN

Coba saya ke Pak Ican...

 

BU NUR

Pak Ican syuting bu... Dari kemarin...

 

 

CU Wajah Bu Kristin yang terkejut.

 

BU NUR

Kerjaan dari Dinas kayaknya Buu...

 

BU KRISTIN

Waduhh...terus ini bagaimana yaa...

 

Bu Kristin menatap kearah Bu Nur sambil tersenyum.

 

BU KRISTIN

Apa dari ulang lagi yaa...

 

BU NUR

Apa Bu?

 

BU KRISTIN

Dari ulang... he he he...

 

CU Wajah Bu Nur tersenyum di paksakan.

 

BU NUR

Hmm... kalau gitu,

Jangan di edit-edit kali ya Buu...

Kan ga ada Pak Ican yang bisa ngedit...

 

BU KRISTIN

Siaapp buu...

Yang penting anak-anak mengerti materinya...

Susah juga gak ada Pak Ican...

 

BU NUR

Kondisi begini,

Guru harus pintar...

 

Tiba-tiba hp Bu Nur BERERING.

 

BU NUR

Sebentar Bu Kris...

Assalamualaikum…

 

CU Wajah Bu Nur yang terlihat mendengar seseorang yang berbicara.

 

BU NUR

Oh iya buu...

Ini kan nanti ada materi pecahann...

Saya sama Bu Kristin lagi buat video pembelajarannya...

 

Bu Nur kembali terdiam.

 

BU NUR

Iya, nanti di upload kok bu...

Kalo kurang jelas,

Langsung hubungi saya saja ya buu...

Gak usah malu bu...

 

Bu Nur kembali terdiam.

 

BU NUR

Ya situasinya kan seperti ini...

Waalaikumsallam...

 

Tidak berapa lama kemudian Bu Nur mematikan hp nya.

 

18.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

CU Tangan Majid yang sedang memegang sebuah hp bekas. Tampak layar hp tersebut yang sedikit retak. Terlihat Majid sedang asik memainkan hp nya tersebut. Namun dengan cepat Susi segera mengambilnya.

 

MAJID

Sini Kak hp nya!

 

SUSI

(sambil berjalan)

Laa Aku kan mau…

 

Tiba-tiba saja, Majid segera bergerak mengambil hp dari tangan Susi. Tapi dengan cepat, Susi pun segera menghindar dari serapan Majid. Tapi Majid masih berusaha untuk mendapatkan hpnya itu. Tapi, lagi-lagi Susi dapat menjauh dari Majid.

 

MAJID

Sini ga hp nya!

 

SUSI

Nggak! Orang mau liat dulu...

 

MAJID

Sinii...

 

SUSI

Nggak! Eh, ntar jatuh hp nya...

Rusak tau!!

 

MAJID

(kesal)

Tauu ahh!! Sok cantik!

 

SUSI

Ih biarin! Emang Cantik!

 

Sesaat saja Susi memperhatikan hp nya.

 

SUSI

Eh ini bagaimana caranyaa...

 

MAJID

Nhh kann...

sok tau sihh...

 

SUSI

(menyerahkan hp ke Majid)

Nihh...

 

Lalu Majid dengan sigap segera mengambil hp tersebut. Susi segera berjalan menuju kea rah radio. Sedangkan Majid segera duduk di dekat jendela sambil mengutak-atik hp.

 

Susi segera menyalakan radio. Sesaat saja ia memutar gelombang radio.

 

(OS) PENYIAR RADIO

Masih bersama kami,

Seratus satu koma delapan FM...

Radionya Dinas Pendidikan Kota Singkawang...

 

MAJID

Kecilkan dong Kak!

 

CU Tangan Susi yang segera mengecilkan volume Radio.

 

MAJID

Belum mulai belajarnya...

 

CU Wajah Susi yang acuh.

 

(OS) PENYIAR RADIO

Dinas Pendidikan Kota Singkawang,

Memberikan trobosan di masa pandemik ini,

Dengan menyiarkan program pembelajaran

melalui radio...

 

Tapi kemudian ia mematikan radio tersebut. Lalu Susi pun segera berjalan menuju ke pintu belakang rumahnya.

 

19.  EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat dari halaman tersebut, Majid yang sedang mengutak-atik hp miliknya. Tidak berapa lama kemudian, muncul HELEN (10 tahun) seorang anak perempuan keturunan Suku Dayak, memasuki halaman tersebut. Anak itu membawa hp di tangannya. Sesaat ia berjalan sambil sekali-sekali melihat hp nya tersebut.

 

Majid yang melihat Helen datang, segera menyembunyikan hp yang ada ditangannya. Dengan segera ia pun menurunkan tangannya ke bawah.

 

HELEN

Susii...

 

Helen memandang kearah Majid. Tidak berapa lama kemudian ia pun duduk di bangku kayu yang ada di halaman.

 

MAJID

Di belakang!!

 

20.  EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi keluar dari dalam rumah sambil membawa sebuah wadah. Lalu ia segera mengambil sebuah balok dari salah satu dinding rumah. Kemudian ia pun berjalan menuju ke kolam (terpal/tong). Setelah sampai, dilihatnya sedikit beberapa ekor ikan lele yang bergerak-gerak.

 

CU Wajah Susi yang bingung karena ia merasa takut dan jijik. Lalu ia pun mengambil serokan, meletakkan wadah dan balok di dekatnya. Segera saja ia mulai menyerok lele-lele tersebut.

 

SUSI

(takut dan jijik)

Auww...

 

Lele yang sudah di serokan terlepas, karena Susi tidak memegang serokan dengan kuat, sehingga serokannya pun terlepas karena rasa takutnya. Kemudian Susi mengambil serokan kembali. Lalu dengan berhati-hati ia pun segera menyerok lele dengan dua tangannya, dan segera menghempaskan serokannya ke lantai.

 

21.  EXT. HALAMAN DEPAN – PAGI

 

HELEN

Panggilkan Jid!

 

MAJID

Nggak mau!

Kamu aja sana ke belakang!

 

HELEN

Ih bagaimana sihh!!

 

MAJID

Ya nggak bagaimana-bagaimana…!

 

HELEN

Ihh Majid! Belagu banget sihh!!

 

MAJID

Kok belagu...

 

HELEN

Bilang mau belajar online nggak!

 

MAJID

Nggak!!

Dibilang nggak, ya nggak!!

Kakak ku tuh nggak butuh belajar bareng!

 

22.  EXT. HALAMAN BELAKANG – PAGI

 

Tampak tiga ekor lele yang bergerak-gerak, melompat-lompat. Dengan cepat Susi mengambil balok dan segera memukul kepala lele.

 

(OS) HELEN

(kesal)

Ih Majid! Dasar!!

Itu tuh bukan Kakakmu!

 

(OS) MAJID

Kakakku sihh!

 

SUSI

Aduh!

 

Susi melepaskan baloknya, dan ia segera erasakan sakit di salah satu tangannya. Sesaat ia mengurut-urut tangannya yang sakit. CU Salah satu jemarinya berdarah.

 

(OS) HELEN

Iya! Tapi bukan Kakak kandungmu!

Wek!!

 

(OS) MAJID

Yang penting kakakku!!

Bapaknya sama!

 

(OS) HELEN

Terserah!

Ibunya kan beda, wek!!

 

MAJID

Daripada kamu nggak punya kakak!!

 

23.  EXT. HALAMAN DEPAN – PAGI

 

HELEN

Panggilkan Jid! Cepetan sihh!!

 

MAJID

Dibilang Nggak!

Kakakku udah punya handphone!

 

HELEN

Bohong!

 

MAJID

(sambil menunjukkan hpnya)

Nihh!!

 

Kemudian Helen bangkit dan segera menuju kearah jendela, tempat Majid berada.

 

HELEN

Mana coba liat!

 

Majid masih menyembunyikan hp miliknya tersebut.

 

HELEN

Mana liat Jid! Majid!!

 

Majid kemudian memberikan hpnya pada Helen. CU Wajah Helen yang memperhatikan hp Majid tersebut.

 

HELEN

Ini mah hp bekas!! Bukan baru!!

Kasihan kamu Jid!!

 

MAJID

Biarin! Yang penting punya!

Eh Len!

 coba ajarin, kelas onlinenya dimana?

 

Sekali lagi terlihat Helen memperhatikan hp miliknya dan milik Majid. Untuk beberapa saat, ia mencoba mengutak-atiknya. Lalu menggelengkan kepalanya.

 

24.  EXT HALAMAN BELAKANG RUMAH SUSI – PAGI

 

Susi kemudian meninggalkan pekerjaannya itu, ia menuju kearah cucian yang ditinggalkan ibunya sambil mengibas-ibaskan tangannya yang sakit. Segera saja ia menjemurkan beberapa pakaian sisa yang belum di jemur oleh ibunya.

 

(OS) HELEN

Nggak ngert!

 

(OS) MAJID

Wah, kirain pintar!

 

(OS) HELEN

(kesal)

Majid! Belagu amat sihh!!

Itu tuh merknya beda, tau!! Nihh!!

 

Lalu Susi pun segera menjemurkan beberapa pakaian saja. Setelah itu, ia pun kembali ke kolam.

 

25.  EXT. HALAMAN DEPAN – PAGI

 

Lalu Helen menyerahkan hpnya dan hp Majid ke anak laki-laki itu. Sesaat CU wajah Majid yang memperhatikan kedua hp yang ada ditanannya. CU Tampak dua hp yang ada di tangan Majid berbeda Merk.

 

HELEN

Mending kamu cari teman,

Yang hpnya sama merknya!

Nah, kamu minta ajarin Jid...

 

CU Wajah Majid yang terdiam. Ia menggaruk-aruk kepalanya yang tidak gatal.

 

MAJID

Siapa yaa..

 

HELEN

Ya cari aja!

Udah ah, aku mau pulang kalau gituu...

 

MAJID

Helen! Siapa yang punya hp kayak aku!

 

Terlihat Helen tidak menghiraukan Majid, ia pun tetap berjalan meninggalkan Majid.

 

26.  EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH SUSI – PAGI

 

Susi kembali memukul kepala lele. Tidak berapa lama kemudian lele itupun udah tak bergerak. Segera saja Susi mengambil wadah yang didekatnya, lalu mengambil lele-lele dan meletakkannya di wadah. Setelah itu, ia pun segera menggores bagian lehernya dan membuang kotorannya, lalu membersihkan lele dan juga tangannya, lalu masuk ke rumah.

 

27.  EXT. HALAMAN SEKOLAH – PAGI

 

Terlihat Bu Nur yang sedang berdiri di salah satu sudut sekolah. Sesaat saja ia menekan nomor di hp miliknya tersebut.

 

Untuk beberapa saat lamanya, sepertinya ia menunggu respon seseorang yang dihubunginya. Egera saja ia pun menurunkan masker yang dipakainya. Lalu terlihat seorang Wali Murid melalui video call yang ada di layar hp milik Bu Nur.

 

BU NUR

Assalamualaikum Bu...

 

SEORANG WALI SISWA

Waalaikumsallam Bu...

Pagi Bu Nurn...

 

BU NUR

Bagaimana bu keadaannya sehat?

 

SEORANG WALI SISWA

Sehat... Alhamdulillah Bu...

 

BU NUR

Iya saya mu Tanya bagaimana belajarnya Dede di rumah Bu?

 

SEORANG WALI SISWA

Oh iyaa... ini Bu awal-awal sihh susah yaa...

Bangunnya susah ini sekarang...

 

BU NUR

Tapi bisa mengikuti tidak bu?

 

SEORANG WALI SISWA

Yaa, sebenarnya kalau saya,

susah untuk mengawasinya ya Bu

Karna saya kan dagang,

apalagi ini Ayahnya Dede dah tidak kerja...

 

BU NUR

Ya situasi yang sulit ya bu...

 

SEORANG WALI SISWA

Nah itu Bu!

Tapi saya bantu juga sihh...

Kayak kemarin pelajaran Bahasa Indonesianyaa...

Ya begitu Bu Nurn...

 

BU NUR

Tapi Dede dari tugasnya sihh,

Nilainya stabil ya Bu...

 

SEORANG WALI SISWA

Alhamdulillahh...

 

BU NUR

Cuma dia sering telat aja kasih tugasnya...

 

SEORANG WALI SISWA

Oh iya bu...

Nanti saya bilan ke Dede...

 

Tidak berapa lama kemudian muncul Bu Kristin dari dalam kelas. Sesaat saja ia berhenti dan memperhatikan percakapan Bu Nur.

 

BU NUR

Baik bu, nanti ada materi

Itu link nya sudah saya kasih di grup...

 

SEORANG WALI SISWA

Oh Baik bu...

 

BU NUR

Terima kasih Lho Ibu udah jadi guru di rumah...

 

SEORANG WALI SISWA

(sedikit tertawa)

Ha ha ha...

 

BU NUR

Tugas saya sedikit terbantu,

Tapi ibu jadi malah nambah tugasnyaa...

 

SEORANG WALI SISWA

Ya nggak apa-apa buu...

 

Terlihat CU Wajah Bu Kristin yang sedikit bingung terhadap Bu Nur. Bu Nur pun memandang kearah Bu Kristin.

 

BU NUR

Baik bu, saya mau hubungi orangtua yang lainnya...

 

SEORANG WALI SISWA

Oh iya Bu...

 

BU NUR

Assalamualaikum...

 

SEORANG WALI SISWA

Waalaikumsallam

 

Bu Nur menutup hp nya.

 

BU KRISTIN

Kenapa menghubungi orangtua, gak takut pulsa habis bu?

 

BU NUR

Hmm... Harusnya, di masa pandemik ini,

Kita guru-guru mengucapkan terima kasih sama orangtua...

 

BU KRISTIN

Loh kok begitu Bu?

 

BU NUR

Memang harus begitu Bu!

Mau bagaimana...

Ibu tidak merasa apa,

Kalau orangtua sekarang ini bebannya bertambah,

Ya harus ini, itu...

Sekarang di tambah harus mengajarkan anaknya...

Kita kan juga orangtua kalau di rumah kan?

 

BU KRISTIN

Tapi kita kan nggak tenang-tenang saja Bu…

 

BU NUR

Setuju Bu! Tapi, siapa coba,

Yang lebih banyak aktunya untuk mengajarkan anak-anak?

Apa kita, guru?

 

CU Wajah Bu Kristin yang terdiam.

 

BU NUR

Oh iya Bu Kris!

Kemarin ke gereja kan?

 

BU KRISTIN

Iya!

 

BU NUR

Itu murid Ibu,

Orangtuanya kemarin bertanya tentang nilai tugas?

 

BU KRISTIN

Sudah! Sudah saya jelaskan...

Masalahnya tugas anaknya terselip...

 

BU NUR

Baik bu!

Sekarang saya mau hubungi orangtua lainnya bu...

 

BU KRISTIN

Oh iya

Silakan bu...silakan...

 

Lalu Bu Kristin segera berlalu, berjalan menjauhi Bu Nur.

 

28.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi sedang menaburkan garam ke sebuah mangkok yang telah berisi bumbu. Lalu CU bumbu tersebut segera diaduknya. Setelah itu ia pun segera menyalakan kompor. CU Minyak di botol yang tinggal sedikit di ambil oleh tanan Susi, lalu dituangkan ke dalam penggorengan hingga minyak itupun habis. Setelah itu ia pun segera memasukkan lele kedlam mangkuk bumbu.

 

SUSI

Jid! Helen sudah kesinikah?

 

MAJID

Sudah! Tadi!

 

Lalu Susipun mengaduk lele dan segera memasukkannya ke penggorengan.

 

SUSI

Kok kamu nggak panggil Kakak!

 

MAJID

Kan kita sudah ada hp Kak!

 

SUSI

(sambil memasak)

Emangnya kamu sudah bisaa!

 

MAJID

Ini, Majid mau ke teman!

Sebentar!

 

Majid pun segera bangkit dari duduknya.

 

SUSI

Jangan pergi Jid!

Ada radio, bisa dari radio...

 

Tapi Majid sudah terlanjur bergerak dengan cepat dan sudah berada di depan pintu.

 

MAJID

Sebentar saja Kak!

 

SUSI

Majiidd...

 

Tapi Susi hanya dapat memandang kepergian adiknya itu. Ia segera membalikkan lele yang ada di penggorengan. Lalu Susi meninggalkan penggorengan dan mengambil sebuah panci. Lalu ia pun membuka tong beras. CU Terlihat beras yang tinggal sedikit. Tapi kemudian Susi segera mengambil beras tersebut.

 

29.  EXT. TEPI DANAU – PAGI

 

Terlihat sebuah danau yang sepi dan tenang. Dari kejauhan tampak dua orang anak. Belakangan diketahui kedua orang anak tersebut kita sebut saja ALI (8 tahun) dan TRINO (8 Tahun). Mereka tampaknya melihat sesuatu di hp yang dipegang oleh Ali. Ali segera bangit dari duduknya.

 

ALI

Ayok kita joget No!

 

TRINO

Kayak itu...

 

ALI

Iya! Mama mama mudaa...

 

TRINO

Ih ogah!

Kayak anak perempuan ajaaa...

Mending tugasnya dulu Li!

Soalnya, aku harus bantu Bapak,

Bikin tempat cuci tangan depan rumah...

 

Ali kemudian kembali duduk. Untuk beberapa saat, ia pun meainkan hp nya.

 

ALI

Nihh… soal yang kemarinn...

 

Mereka berdua segera menulis di atas sebuah triplek di dekat danau. Sesaat kemudian Ali memainkan hp miliknya.

 

TRINO

Putar lagi dong Li...

 

ALI

Iya ini mau di putar...

 

Sesaat saja, Ali pun segera menekan tuts hp nya. Tidak berapa lama terdengar suara dari hp nya.

 

GURU

Tiga dikalikan sepuluh

Maka sepuluh ditambah sepuluh ditambah sepuluh

Sama dengan tiga puluh...

 

Tampak Ali yang sedang memegang hp sambil tapi kemudian dirinya melihat kesana-kemari. Lalu ia pun menekan pause video hp nya.

 

TRINO

Yah Li! Belum paham nih, aku!

 

ALI
Majid kemana nih!

Kasihan diaa...

 

Kemudian Trino menatap ke suatu arah.

 

TRINO

Itu!

 

Segera saja Ali mengalihkan pandangannya. Terlihat oleh mereka Majid yang sedang berlari menuju kearah mereka.

 

MAJID

Li! Mana hp mu?

 

CU Wajah Ali yang sedikit bingung.

 

ALI

Kenapa Jid?

 

MAJID

Kata anak-anak, hp mu sama dengan hp ku!

 

TRINO

Ciyee hp baru ya Jid!

 

MAJID

Bukan! Bekas!

Bapakku nggak mampu lahh kalau baru...!!

 

TRINO

Coba liat...

 

Lalu Majid segera mengeluarkan hp miliknya.

 

MAJID

Ini bagaimana caranya Li?

 

ALI

Iya sama merknya!

 

Ali lalu segera menjulurkn tangannya.

 

ALI

Sini aku kasih tau...

 

Kemudian Majid pun bersiap-siap untukmengikuti Ali.

 

ALI

Nih! Kan ada gambar yang ini...

 

CU Wajah Majid yan memperhatikan Ali.

 

ALI

Kamu tekan Jid!

 

Majid mengikuti apa yang dikatakan Ali.

 

ALI

Tapi ada pulsanya gak Jid?

 

MAJID

Pulsa apa Li?

 

ALI

Coba sini,

Mana hp mu!

 

Majid segra menyerahkan hp iliknya ke Ali. Sesaat saja Ali memeriksa hp tersebut. Trino dan Majid memperhatikannya.

 

ALI

Oh ada nihh...

 

30.  INT. KELAS – PAGI

 

Terlihat Bu Nur dan Bu Kristin yang sedang duduk berdekatan. Mereka sedang mengedit video pembelajaran yang mereka buat. Lalu tidak lama kemudian, Bu Nur pun berdiri dan segera menghubungi seseorang melalui hp miliknya.

 

CU Wajah Bu Nur yang sedang menunggu seseorang berbicara di hp nya.

 

BU NUR

Assalamualaikum, Pah!

 

Kemudian tampak Bu Karim terdam.

 

BU NUR

Ini bagaimana nih...

Videonya kan sudah di edit,

Terus masuk ke drive nya bagaimana?

 

Lalu Bu Nur kembali terdiam. Sepertinya ia sedang mendengarkan penjelasan suaminya tersebut. Sedangkan Bu Kristin tampak sedang memperhatikan Bu Nur.

 

BU NUR

Yak an Pak Icannya nggak ada Pah...

Tadi sudah dicoba tapi kok bisa...

 

Lalu kembali Bu Nur terdiam.

 

BU NUR

Ohh, gitu...

Teruss habis itu,

Kemana lagii...

 

Lalu Bu Nur menutup voice hpnya dengan tangan sebelahnya agar suaranya tidak terdengar.

 

BU NUR

(ke Bu Kristin)

Coba bu balik lagi ke awal...

 

Lalu Bu Kristin sepertinya segera menekan tuts di hpnya. Sedangkan Bu Nur kembali mendengarkan suaminya.

 

BU NUR

Ohh... sebentar Pah!

 

(Ke Bu Kristin)

Habis dibuk aplikasinya,

Ke tanda set up Bu...

Ada di sebelah kanan atas...

 

Lalu terlihat, Bu Kristin pun mengikuti arahan Bu Nur. Lalu Bu Nur kembali berbicara dengan suaminya.

 

BU NUR

Sudah Pah!

Habis itu kemana lagi...

 

31.  EXT. HALAMAN DEPAN – PAGI

 

Terlihat halaman depan rumah yang sepi. Tidak berapa lama kemudian, muncul Majid sambil berlari. Ia terus menyusuri halaman depan. Kemudian ia pun segera masuk kedalam rumah.

 

32.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

(OS) RADIO

Kepala Dinas menyatakan,

Dari tiga ratus empat puluh enam

Pekerja yang dilaporkan,

Sebanyak empat ratus enam puluh pekerja,

Terpaksa di rumahkan...

 

SUARA JINGLE RADIO pun terdengar. Terlihat Susi sedang membawa bakul nasi ke meja. Kemudian muncul Majid dan segera mengambil posisi ke salah satu sudut ruangan. CU Wajah Susi yang melihat adiknya tersebut.

 

SUSI

Udah bisa Jid hp nya?

 

MAJID

Udah!!

 

(OS) RADIO

Materi Pembelajaran…

Pembahasan materi kelas satu...

 

SUSI

Mana coba ajarinn...

 

MAJID

Sini lahh Kak...

 

Lalu Susi pun segera berjalan, sesaat saja ia mematikan radio dan segera menghampiri Majid.

 

MAJID

(memegang hp)

Nihh beginii...

 

SUSI

Kamu jangan keluar lagi jid!

Kakak mau ke sekolah!

 

MAJID

Kan gak boleh Kak!

 

SUSI

Ya terus,

siapa yang mau antar PR Kakak ke sekolah!

 

Tampak Susi memperhatikan tangan adiknya yang beberapa kali menekan tuts-tuts yang ada di hp. tersebut.

 

(OS) BU NANJAN

(teriak)

Mak Majid! Jid!

 

Mendengar itu, segera saja Susi dan Majid segera bergerak kearah jendela rumah. Lalu terlihat seorang BU NANJAN (45 tahun) dari balik jendela.

 

SUSI

Emak gak ada!

 

BU NANJAN

Kemana emakmu Sus?

 

SUSI

Ke rumah sakit! Bawa Bapak!

Tadi baru pulang langsung jatuh!

 

BU NANJAN

Emak mau titip Datuk!

Emak mau ke klinik antar Lili,

Mau melahirkan...

 

MAJID

Ga bisa Mak!

 

SUSI

Huusss ajid!

Bisa Mak...

 

Susi pun segera bergerak ke luar rumah. Sedangkan Majid masih tetap di dalam rumah. Lalu segera saja Susi menghampiri Bu Nanjan.

 

33.  EXT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi sudah ada dihadapan Bu Nanjan.

 

BU NANJAN

Ya udah ya Sus!

 

SUSI

Loh kunci rumahnya mak!

 

BU NANJAN

Oh iyaa...

 

Lalu Bu Nanjan pun segera mengeluarkan kunci dari kantung bajunya.

 

BU NANJAN

Atau bisa juga Datuk di bawa kesini Sus...

 

Bu Nanjan pun menyerahkan kunci ke tangan Susi.

 

SUSI

Iya Mak!

 

BU NANJAN

Kalau di bawa kesini,

Jangan lupa celana sama bajunya sekalia ya Sus!

 

SUSI

Iya Mak!!

 

Terlihat Bu Nanjan segera pergi meninggalkan halaman depan rumah mereka. Kemudian Susi pun segera melangkah untuk kembali kedalam rumah.

 

34.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Tampak Susi masuk kedalam rumah. Majid masih berdiri di dekat jendela. Ia melihat Kakaknya tersebut.

 

MAJID

Pokoknya Kakak yang jagain!

 

SUSI

Jid! Nggak boleh begitu!

Kakak bilang Ibu nanti!

 

MAJID

Terserah!

 

Majid segera meninggalkan Susi dan segera duduk kembali sambil memainkan hp nya. Sedangkan Susi segera berjalan mengambil jilbabnya.

 

SUSI

Ayo Jid!

Kok malah duduk...

 

Sesaat terlihat Majid yang enggan untuk bangkit.

 

SUSI

Jid! Kakak gak bisa sendiri jemput Datuk!

Kamu bagaimana sihh!!

 

Lalu dengan tidak bersemangat, Majid pun akhirnya berdiri. Lalu mereka berdua pun segera pergi keluar rumah.

 

35.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Jalan desa ini sebenarnya yang telah dilewati oleh Majid saat mencari mobil. Tampak Susi yang berjalan dengan sedikit terburu-buru. Ia pun meninggalkan Majid yang berada di belakangnya.

 

SUSI

Cepat Jid!

Datuk kasihann...

 

Tapi Majid terlihat tetap berjalan dengan santai. Susi pun menghentikan langkahnya.

 

SUSI

Majid! Cepetan!

 

Tapi kembali Majid berjalan santai. Meliaht hal itu, Susi pun segera berbalik arah dan segera menarik lengan Majid untuk segera berjalan dengan cepat. Tapi Majid langsung menghentikan tangan kakaknya tersebut.

 

MAJID

Sabar kenapa sih Kak!

 

Tapi Susi berputar, kali ini ia mendorong majid, sehingga mau tidak mau Majid pun akhirnya berjaland engan sedikit berlari karena di dorong oleh Susi.

 

SUSI

Ayooo...

 

36.  INT. RUMAH BU NANJAN – PAGI

 

Terlihat sebuah ruangan yang tidak terlalu terang. Lalu pintu ruangan itupun terbuka. Belakangan tampak Susi yang diikuti oleh Majid memasuki ruangan yang tidak terlalu besar.

 

Di salah satu sisi ruangan itu, tampak DATUK/KAKEK (70 tahun) yang sedang duduk sambil memakan pisang. Sesaat saja Datuk melihat kearah Susi. Ia sesaat saja memperhatikannya, tapi kemudian ia pun mengacuhkan Anak perempuan tersebut.

 

SUSI

Assalamualaikum Datuk,

Selamat Pagi Datuk!

 

DATUK

(marah)

Pagi, pagi! Udah malam begini kok!

 

MAJID

Pagi Datuk!

 

SUSI

Hus! Majid!

 

DATUK

Ngapain kesini, sana!

 

SUSI

Ih Datuk! Ada yang ulang tahun,

Datuk mau ikut gak?

 

Mendengar itu CU wajah Datuk langsung tersenyum.

 

DATUK

Mau... mau...

 

Lalu Datuk pun segera berdiri. Dengan cepat Susi segera menggandeng lengan Datuk.

 

DATUK

(bertepuk tangan)

Selamat ulang tahunn...

 

SUSI

Jid, ambil baju sama celana Datuk!

 

MAJID

Buat apaan Kak!

 

SUSI

Ih, makanya suka nolongin orangtua!

Datuk itu udah pikun, takut ngompol!

 

Majid pun segera masuk kedalam ruangan tersebut.

 

SUSI

Ayu Datuk! Kita ke Ulang Tahun...

 

DATUK

(bertepuk tangan)

Selamat Ulang Tahunn...

 

Dengan perlahan Susi dan Datuk pun segera pergi meningalkan ruang kamar Datuk.

 

37.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Terlihat Datuk yang digandeng sama Susi, serta Majid yang berjalan di belakang mereka sambil membawa kantung plastik yang berukuran agak besar. Mereka bertiga terus saja berjalan.

 

Tapi tiba-tiba saja Datuk berhenti. Susi dan Majid pun menhentikan langkah mereka. Tidak berapa lama kemudian, Datuk pun jongkok di jalan. CU Wajahnya pun sedih, dan tidak lama kemudian menangis.

 

SUSI

Datuk kok nangis...

 

DATUK

Datuk nggak di kasih makan pisang!

Pelit!!

 

MAJID

Tadi di rumah kan Datuk makan pisang!

 

DATUK

Nggak!

 

MAJID

Makan!

 

SUSI

Majid!!

 

Tapi Datuk tidak menjawab ia tetap terus menangis. CU Wajah Majid yang terlihat kesal.

 

MAJID

(ke Susi)

Apa kan aku bilang!

 

SUSI

Kamu nggak boleh begitu!

Kamu tuhh nggak mengerti banget sihh...

 

MAJID

Terus bagaimana...Sebentar lagi kelas online...

 

SUSI

Datukk...

Ayo ulang tahunnya mau di mulai...

 

Tapi Datuk tetap saja menangis.

 

MAJID

(kesal)

Ihh... kenapa sihh Kakak tadi mau aja...

 

SUSI

Majid!

Ya udah kita tinggal aja Datuk disini...

 

Lalu Susi pun segera melangkah. Melihat itu Majid sedikit bingung. Ia pun segera menyusul Susi dan menarik lengannya.

 

MAJID

Kak! Jangan di tinggal!

 

SUSI

Ya terus mau bagaimana?

Tadi kamu kan nggak mau!

 

MAJID

Ya tunggu...

 

Lalu Majid segera menhampiri Datuk.

 

MAJID

Datuk, ada pisang disana tuh!

Ayok kita ambil…!!!

 

CU Wajah Datuk yang kali ini berubah tersenyum. Melihat itu, Susi dan Majid pun menghembuskan nafasnya, tanda mereka lega dengan sikap Datuk. Akhirnya, Datuk pun bangkit berdiri dan mulai jalan kembali. Begitu pula dengan Susi dan Majid.

 

38.  EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Datuk, Susi dan Majid memasuki halaman depan rumah mereka.

 

MAJID

Mana kuncinya Kak!

 

Susi mengambil kunci rumahnya dari saku celana panjangnya. Lalu ia segera menyerahkannya ke Majid. Dengan cepat, Majid pun langsung bergegas berlari, mendahului Datuk dan Susi.

 

SUSI

Majiidd...

Nggak sopan!

 

Tapi Majid sudah sampai depan pintu rumah. Langsung saja ia membuka pintu dan bergegas kedalam rumah. Tidak berapa lama kemudian Datuk dan Susi pun masuk kedalam rumah.

 

39.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi dan Datuk masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan menuju ke salah satu sudut rumah. Sedangkan Majid terlihat memainkan hp miliknya itu.

 

SUSI

Bisa jid hp nya?

 

MAJID

Tadi bisa sama Ali...

Tapi kok sinyalnya begini...

 

Lalu Susi pun mendudukkan Datuk.

 

SUSI

Darimana kamu tau...

 

MAJID

Ali yang kasih tau...

Kalau ke danau lagi jauh,

Mending cari di atas pohon...

 

SUSI

Berarti gak bisa...

 

Majid hanya terdiam. Ia pun menutak-atik hp nya tersebut. Lalu Susi segera berjalan menuju kearah radio.

 

SUSI

Mending dengar radio aja dehh...

 

Susi pun segera menyalakan radio. Lalu Susi melangkah menuju ke dapur.

 

(OS) PENYIAR RADIO

Kita dengarkan pesan berikut ini dulu...

 

Lalu terdengar iklan dari radio. Bersamaan dengan itu Datuk bangkit dari duduknya. Ia pun segera menuju kearah Radio. Sedangkan Susi terlihat hendak makan. Namun saat Susi hendak mengambil nasi terdengar PRANG! CU Radio yang jatuh ke lantai.

 

MAJID

Aduuhh!!

 

Susi pun segera melihat kearah Radio yang jatuh dan Datuk yang sedang memegang kepalanya.

 

MAJID

Kakakkk...

Datuukk banting radionya...

 

DATUK

Brisik!

 

SUSI

Aduuhhh...

 

Lalu Susi pun tidak jadi mengambil nasi. Lalu segera saja Susi segera menuju kearah Radio itu. Sedangkan Datuk melangkah pelan. Majid masih saja memainkan hp nya.

 

DATUK

(menguap)

Mau mandi...

 

Susi yang tadinya mau membereskan radio, akhirnya tidak jadi. Ia pun segera menhampiri Datuk.

 

SUSI

Datuk mau mandikah?

 

CU Wajah Datuk yang menguap.

 

SUSI

Datuk ngantuk kok mau mandi.

 

Tapi Datuk tetap saja berjalan menuju kearah kamar.

 

SUSI

Itu bukan kamar mandi...

Datuk mau apa?

 

Susi segera menghampiri Datuk dan menuntunnya masuk ke dalam kamar. Sedangkan Majid bangkit berdiri.

 

MAJID

Aku keluar dulu...

Kata Ali harus cari sinyal...

 

SUSI

Majidd... Tugas sekolahnya bagaimana...

Kakak mau ke sekolah mau antar tugass...

 

Tapi Majid tetap saja berlari keluar rumah dan segera menghilang. Sedangkan CU wajah Susi yang terlihat sedikit kesal.

 

40.  INT KAMAR RUMAH SUSI – PAGI

 

Datuk yang dituntun Susi pun masuk kedalam kamar. Susi segera bergerak kearah kasur. Ia pun merapihkan bantal dan sedikit tempat tidurnya. Dengan segera Datuk pun merebahkan dirinya di kasur.

 

Susi mencoba untuk mengawal Datuk, dan untuk beberapa saat saja Susi melayani Datuk. Setelah itu ia pun segera pergi keluar kamar.

 

41.  EXT. SEKOLAH – PAGI

 

Tampak terlihat Bu Nur yang sedang memeriksa tugas siswa sambil menggunakan masker di wajahnya. CU Ia mencoret jawaban dari tugas siswa yang salah. Tiba-tiba saja terdengar suara pintu diketuk dari luar, CU Wajah Bu Nur yang langsung menoleh kearah pintu.

 

Tampak salah seorang ORANGTUA SISWA sudah muncul dari balik pintu kelas dengan wajahnya yang ditutupi oleh masker.

 

ORANGTUA SISWA

Assalamualaikum bu...

Mau antar tugas anak-anak...

 

BU NUR

Walalikumsalam Pak...

Silakan masuk...

Itu sudah saya susun nama anak-anak di meja...

 

ORANTUA SISWA

Tugas matematika sama PKN...

 

BU NUR

Oh iyaa... silakan...

Siapa pak?

 

ORANGTUA SISWA

Inal bu! Zaenal!

 

BU NUR

Oh Zaenal...

 

Lalu Bu Nur segera berjalan kearah meja para siswa. Terlihat di meja tersebut telah diberi nama para siswa. Kemudian Bu Nur berhenti di meja Zaenal.

 

BU NUR

Ini pak!

Ini meja Zaenal!

Letakkan saja tugasnya di meja Pak!

 

ORANGTUA SISWA

Baik buu...

 

Lalu Orantua itupun segera masuk kedalam kelas. Sedankan Bu Nur kembali ke meja guru. Terlihat orangtua tersebut meletakkan buku dan lembaran tugas anaknya dan segera meletakkannya di atas meja.

 

ORANGTUA SISWA

Terima kasihh buu...

 

BU NUR

Iya pakk...

 

OTANGTUA SISWA

Marii buu... Assalamualaikum...

 

BU NUR

Walaikumsallamm...

 

Kemudian Bu Nur memeriksa keadaan meja kelas. Tampak olehnya sebuah meja yang tidak ada buku dan lembaran tugas. Seera saja ia menuju kearah meja tersebut. Terlihat nama yang ada di meja itu bertuliskan SUSI ARSANTI.

 

Tidak berapa lama kemudian muncul Bu Kristin masuk kedalam kelas, dengan berjalan perlahan-lahan sambil memperhatikan meja para siswa yang ada buku dan lembaran tugasnya. CU Kemudian Bu Kristin pun segera menurunkan masker di wajahnya.

 

BU KRISTIN

Ada masalah apa ya bu?

 

Mendengar suara Bu Kristin tersebut, Bu Nur yang sedang memperhatikan meja Susi segera menoleh ke arah Bu Kristin.

 

BU NUR

Nggak ada!

Nggak ada apa-apa Bu!

 

BU KRISTIN

Tadi kok, orangtua datang Bu!

 

BU NUR

Oh itu!

Tadi mengantarkan tugas anaknya Bu!

 

BU KRISTIN

Loh, jadi tugas di kirim ke sekolah bu?

 

BU NUR

Iya! Saya fotokopi kan soalnya,

Terus nanti orangtua mengumpulkannya,

Tiap hari Senin dan Kamis bu...

Itu sudah kesepakatan sama orangtua di grup!

 

CU Wajah Bu Kristin yang mengangguk-angguk.

 

BU NUR

Ada apa memangnya bu?

 

BU KRISTIN

Nggak! Nggak ada!

Tapi kenapa nggak diusulkan ke sekolah aja bu?

 

BU NUR

Sudah saya sampaikan,

Tapi mungkin kepala sekolah masih menurus yang lain...

 

BU KRISTIN

Iya yaa...

Ini aja Kepala Sekolah tidak ada,

Ke Dinas katanya...

 

BU NUR

Daripada nunggu Kepala Sekolah,

Saya rasa kalau itu untuk kebaikan,

Sepertinya Kepsek tidak keberatan...

 

BU KRISTIN

Saya contek ah buu...

 

Tiba-tiba saja hp Bu Nur bordering di atas meja.

 

BU NUR

Sebentar Bu Kris...

 

BU KRISTIN

Saya mau keluar dulu Bu Nur...

 

Lalu segera saja Bu Kristin pergi keluar, sedangkan Bu Nur menuju kearah mejanya.

 

BU NUR

Assalamualaikum

Ada apa dek...

 

(OS) ADEK

Buu...ini bagaimana PR nya adek...

 

BU NUR

Tuh kan!

Ibu kan udah bilang semalam,

Kamu nggak mau kerjakan...

 

(OS) ADEK

Ih ibu mahh!!

 

BU ARIN

Loh kok Ibu sihh...

 

(OS) ADEK

Susah nihh buu.

 

BU NUR

Nanti kalau ibu sudah pulang ya dek...

 

Lalu Bu Nur segera mematikan hp nya tersebut.

 

42.  EXT. POHON – PAGI

 

Terlihat Majid yang sedang menaiki sebuah pohon. Badannya nemplok di batang pohon yang cukup besar, dan tangannya, mencari-cari sinyal. Ia pun tetap memandang kearah hp miliknya tersebut.

 

Lalu sesaat saja ia melihat ke atas. Tampak sinar matahari pagi bersinar terik. Lalu ia pun kembali memandang kearah hpnya. Namun sayang, hp miliknya itupun terlepas dari tangannya dan terjatuh. CU Wajah Majid yang memandang ke bawah, ke hp nya yang jatuh.

 

Majid pun perlahan-lahan segera turun dari pohon. Kemudian ia pun melompat dari pohon dan segera mengambil hp nya.

Dengan cepat ia mencoba untuk menyalakan hpnya yang mati. CU Tangan Majid menekan hp miliknya tersebut.

 

MAJID

Bismillaahh...

 

Lalu ia menekan on hp nya. Namun Hp nya itu tetap tiak mau hidup.

 

MAJID

Ayo dong!

Bisaa..!!

 

Lalu kembali Majid menekan on hp nya. Tapi tetap saja tidak hidup. CU Wajah Majid yang mulai menangis.

 

MAJID

Ya Allah...

Ayah beli mahal inii...

Tolong Ya Allah...

Bismillahh...

Bismillahirohmanirrohimm...

 

Majid kembali menekan on hp nya. Tapi tetap tidak hidup. Majid pun terlihat melompat-lompat dengan kesal. Lalu ia menendang kesana kemari sampai-sampai ia terjatuh. Untuk beberapa saat, majid pun membiarkan dirinya tiduran. Lalu tangannya mengangkat hp ke wajahnya.

 

MAJID

(berteriak)

Aaaaahhh...

 

Suaranya pun seperti menggema ke angkasa.

 

43.  EXT. HALAMAN PARKIR SEKOLAH – PAGI

 

Terlihat Bu Nur yang membawa tasnya sedang berjalan menuju kearah motor miliknya. Tidak berapa lama kemudian ia pun segera duduk diatas motor. Namun bersamaan dengan itu, Bu Kristin yang juga membawa tasnya pun terlihat menhampiri dirinya.

 

BU KRISTIN

Bu Nur!

Mau kemana?

 

BU NUR

Saya mau ke rumah siswa Bu!

 

Mendengar itu, Bu Kristin terlihat bingung. Seadngakn Bu Nur segera memakai helm miliknya.

 

BU KRISTIN

Mau ngapain Bu?

 

CU Bu Nur pun tersenyum.

 

BU NUR

Bu Kris...

Siswa kita itu tidak semuanya

Bisa kelas online...

 

BU KRISTIN

Teruss...

 

BU NUR

Yaa, itu tugas kita...

Guru bagaimana pun juga,

Apapun juga situasinya,

Tetap dan harus memberikan pengajaran...

Kecuali perang senjata bu! Dan ada bom disana sini...

 

CU Wajah Bu Nur yang memperhatikan Bu Kristin.

 

BU NUR

Bu Kristin mau pulang?

 

BU KRISTIN

Nggak! Mau ke gereja...

Tadi ada telepon mau ada pertemuan...

Penting katanya...

 

BU NUR

Ya udah bareng aja...

Biar saya antar sekalian jalan...

 

BU KRISTIN

Ohh Baik Buu...

 

Lalu segera saja Bu Kristin duduk di belakang Bu Nur. Tidak berapa lama kemudian, motor pun segera melaju.

 

44.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Terlihat motor yang dikendarai oleh Bu Nur dengan di belakangnya Bu Kristin, melaju di jalan desa dengan pemandangan gunung yang eksotis.

 

BU KRISTIN

Jadi Ibu mau ke rumah siswa,

Mau kasih materi belajar gitu?

 

BU NUR

Yap! Tepat!

Mereka nggak semuanya punya handphone,

Punya uang untuk beli pulsa kan Bu?

 

Mendengar itu, CU wajah Bu Kristin pun terdiam.

 

BU KRISTIN

Lho memang muridnya ada bu?

 

BU NUR

Saya sudah beritahukan di awal situasi sekolah terkena pandemik Bu...

Jadi siswa dan orangtua sudah tau kok Bu...

Saya buat program untuk berkunjung...

 

BU NUR

Baik bu Kris! Saya tinggal yaa...

 

Terlihat CU wajah Bu Kristin yang mengangguk pelan. Motor tetap melaju di jalan desa.

 

45.  EXT. DEPAN GEREJA – PAGI

 

Terlihat motor Bu Nur yang berhenti, tepat di depan pintu gerbang gereja. Tidak lama kemudian, Bu Kristin pun segera turun dari motor.

 

BU KRISTIN

Saya juga mau usul...

 

BU NUR

Maksudnya bu?

 

BU KRISTIN

Nanti saya mau usul di gereja,

Kalau sumbangan bisa dalam bentuk pulsa...

 

BU NUR

Nah! Itu juga bagus bu Kris!

 

BU KRISTIN

Iya, saya jadi tergelitik...

 

BU NUR

)tertawa)

Ha ha ha...

Memangnya geli ya buu...

 

BU KRISTIN

Yaa itu bahasanya orang-orang pintar lahh...

Tergelitik...

Tergoda jadi tergelitik...

 

BU NUR

Bisaa aja Bu Kristin...

Ya udah Bu saya lanjut yaa...

 

BU KRISTIN

Nanti ibu siaran radio kan?

 

BU NUR

Iya! Kan nggak jauh juga tempat radionya...

Baik ya buu...

 

Setelah itu, Bu Nur pun segera melanjutkan perjalanannya.

 

46.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Susi terlihat sedang menyantap nasinya yang terakhir dengan lauk lele gorengnya. Ia kemudian merapihkan piringnya. Sesaat saja ia mencuci tangannya. Lalu CU wajahnya menatap kearah jam yang ada di meja, dan menunjukkan pukul 08.55 wib. Kemudian ia pun bergerak kearah kamar. Dilihatnya Datuk yang sedang tertidur.

 

Kemudian ia bergerak kearah jendela rumah. Dilihatnya halaman rumah yang sepi. Susi tampak terlihat sedikit bingung, lalau berjalan kearah tumpukan buku sekolahnya di salah satu sudut ruangan. Ia mengambil salah satu buku sekolah miliknya. Tapi ia kembali melihat kearah kamar. Lalu segera saja ia meletakkan kembali buku yang dipegangnya tersebut. Segera Susi pun melangkah dan berhenti di depan kamar. Memandang kedalam kamar, lalu ia segera berjalan menuju ke pintu depan rumah. Lalu ia segera mengunci pintu dan meletakkan kunci di sela-sela jendela rumah. Lalu ia pun segera berjalan ke pintu belakang, dan segera pergi keluar rumah.

 

47.  EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi keluar dari dalam rumah. CU Tangannya mengunci pintu rumahnya. Ia pun segera memegang kuncinya erat-erat. Kemudian ia pun menyusuri halaman depan dan segera menghilang.

 

48.  EXT. POHON KARET – PAGI

 

Tampak Susi sedang berjalan di bawah pohon-pohon karet.

 

SUSI

Jid!! Majid!!

(teriak)

Majiiidd!!

 

Susi sesaat saja berhenti. Lalu memperhatikan sekitar pepohonan karet tersebut. Lalu ia pun kembali berjalan.

 

SUSI

Majid pulang dulu!

Jidd... Majiidd...!!

Kakak mau ke sekolah! Majid!!

 

Tampak Susi tetap menyusuri jalan diantara pepohonan karet tersebut.

 

49.  EXT. POHON – PAGI

 

Terlihat pandangan memperlihatkan Majid yang tertidur diatas tanah dengan kedua tangannya yang terlentang. Lalu pandangan itupun perlahan segera turun dan segera menangkap CU wajah Majid yang sedang memejamkan matanya.

 

50.  EXT. DANAU – SIANG

 

Tampak suasana seperti Grathering party tapi sederhana. Terlihat beberapa orang pedagang. Ada pedagang balon, pedagang makanan krupuk dan ada juga pedagang buku serta pedagang sepatu anak-anak. Mereka sedang berdagang di salah satu sudut di pinggir danau. Beberapa orang anak-anak terlihat ada yang berlarian, ada juga yang meniupkan busa. Atau ada yang mengambil minuma. Selain juga ada yang mengunyah makanan.

 

Tidak berapa lama kemudian, dari arah lain, Majid tampak sedang menghitung uang miliknya. Lalu ia pun segera berjalan. Kali ini, salah satu kaki Majid pun terlihat buntung. Dengan menggunakan tongkatnya, Majid pun degera menghampiri pedagang sepatu. Untuk beberapa saat ia memandang sepatu-sepatu anak-anak yang digelar oleh pedagang tersebut. CU Wajah Majid memandang kearah salah satu sepasang sepatu sport.

 

Ia pun segera mengambilnya. Lalu dilihat-lihatnya sepatu tersebut.

 

PEDAGANG

Itu bagus tuh dek! Awet... kuat...

Banyak itu yang pakai dek...

 

CU Wajah Majid sekali lagi memandang kearah sepatu yang ada ditangannya. Tangannya menekan-nekan sepatu tersebut, sepertinya ia memastikan kalau sepatu itu memang kuat.

 

MAJID

Berapa ini Bang?

 

PEDAGANG

Dua ratus dek!

 

MAJID

Nomor berapa?

 

PEDAGANG

Tiga dua...

 

MAJID

Kebesaran satu nomor...

 

PEDAGANG

Yaa kan gapapa kalau satu nomor mahh...

 

MAJID

Boleh saya beli satu?

 

PEDAGANG

Oh boleh...

 

Majid pun segera menyerahkan sepatu kaki kanan tersebut ke Pedagang. Dengan cepat Pedagang itupun mengambil sepatu kaki kiri yang di gelar, lalu segera membungkusnya. Sedangkan Majid, tidak melihat apa yang dilakukan Pedagang. Ia hanya mengambil uang dari kantung celananya dan segera menghitung beberapa lembar uang kertas miliknya. Setelah dirasakan cukup, ia pun menyerahkan uang tersebut ke Pedagang. Lalu Pedagang tersebut segera menyerahkan sepatunya ke Majid.

 

Pedagang itu menghitung uang yang diberikan Majid. Majid membuka kantung plastik sepatunya itu.

 

PEDAGANG

Loh dek!

Ini uangnya kurang...

 

CU Wajah Majid yang melihat ke sepatu. Ia pun mengeluarkan sepatu kaki kiri dan mengembalikannya ke Pedagang.

 

MAJID

Saya beli satu Bang!

 

Majid menyerahkan sepatu kiri ke Pedagang. CU Wajah Pedagang yang terlihat bingung. Tidak jaud dari mereka, tampak Susi yang melihat Pedagang memegang sepatu kiri.

 

MAJID

Saya beli satu, bukan sepasang!

 

PEDAGANG

Ya gak bisa dek!

Mana ada beli sepatu satu biji!!

 

MAJID

Kan Abang yang bilang boleh!

 

PEDAGANG

Samber gledek nih Abang, dek!

Dari jaman nih Danau kering,

Sampai ada airnya sekarang,

 

Terlihat Susi memperhatikan Pedagang Sepatu dan Majid.

 

PEDAGANG

Gak ada yang beli sepatu itu satu dek!

Tapi sepasang!

 

MAJID

Bang! Abang kan bisa liat!

Saya nggak mungkin beli sepasang!

 

CU Wajah Pedagang yang melihat seluruh tubuh Majid. Tampak olehnya Majid hanya berdiri dengan kaki satunya. Sedangkan Susi perlahan-lahan bergerak kearah Majid dan Pedagang sepatu tersebut.

 

PEDAGANG

Iya, tapi tetap harus beli sepasang dek!

Yaa kalau nggak,

Mending nggak usah beli...

 

CU Wajah Majid yang terlihat sedih. Dengan berat hati, Majid pun segera memberikan sepatu yang ada di tangannya ke Pedagang. Lalu Pedagang itupun segera menyerahkan uang milik Majid.

 

(OS) SUSI

Yang satunya saya yang beli, boleh?

 

Susi bertanya kearah Majid. Sesaat saja Majid terdiam, hanya bisa memandang wajah Susi. Kemudian ia pun menatap seluruh tubuh Susi yang memiliki dua kaki.

 

SUSI

Kalau nggak boleh,

Ya sudah aku nggak beli...

 

MAJID

Ohh boleh...boleh...

 

SUSI

Boleh kan Bang?

 

PEDAGANG

Oh, boleh banget!!

Tapi sepatunya jangan yang lain ya!!

 

SUSI

Memangnya nomor berapa Bang?

 

PEDAGANG

Tiga dua...

 

SUSI

Sip!!

 

Pedagang segera mengemas kembali sepatu yang diinginkan Majid. Sedangkan CU wajah Majid yang senang tapi bingung karena Susi mau membantu membeli sepatunya. Dengan segera Susi pun mengambil uang dari tas slimpang kecilnya yang ada di tubuhnya. Ia pun mengeluarkan beberapa lembar uang kertas. Lalu segera menyerahkannya ke Pedagang.

 

Majid hanya memperhatikan Susi, tapi kemudian ia pun segera memberikan uang yang ada ditangannya tersebut ke Pedagang. Lalu dengan segera Pedagang menyerahkan sepatu yang sudah di bungkusnya kepada Majid.

 

51.  EXT. BANGKU TAMAN DEKAT DANAU – SIANG

 

Di salah satu sudut danau, terlihat Majid dan Susi yang sedang duduk di bangku taman yang ada. Tampaknya Majid sudah tidak sabar menggunakan sepatunya. Ia pun meletakkan tongkatnya bersandar di tepi bangku. Lalu ia segera melepaskan sepatu bututnya. Tampak CU wajah Susi yang memperhatikannya.

 

Setelah itu ia segera membuka kantung plastiknya dan mengeluarkan sepatu kanan. Tapi kemudian ia pun terdiam dan berhenti memakai sepatu. Sambil memandang Susi, Majid pun menegakkan tubuhnya. Lalu ia membenarkan duduknya. Sesaat ia memandang ke sepatu yang ada ditangannya, lalu kembali menatap ke Susi.

 

MAJID

Untuk apa sepatu kiri itu?

 

CU Wajah Susi yang terlihat hanya terdiam. Majid memandang kearah kaki Susi yang tertutup oleh celana panjangnya. Tampak kakinya dua dengan sepatu yang sama.

 

SUSI

Buat dipakai lahh...

 

MAJID

(bingung)

Pakai?

 

Lalu Susi pun segera menarik sedikit celana bagian kirinya. Tampak terlihat kaki palsu (besi) dengan sepatu. CU Wajah Majid yang terlihat sedikit terkejut.

 

SUSI

Dan nomor tiga dua...

 

Kemudian terlihat Majid yang tersenyum. Lalu ia pun segera memakai sepatu di kakinya. Begitu pula dengan Susi, segera memakai sepatunya.

 

Tapi tiba-tiba saja CU sebuah tangan membekap wajah Majid. Ia pun terlihat segera meronta-ronta.

 

52.  EXT. POHON – PAGI

 

CU Wajah Majid yang sedang bekap oleh tangan Susi, ia meronta-ronta meminta untuk dilepaskan bekapannya. Lalu Susi pun segera melepaskan tangannya. Dengan cepat Majid membuka matanya. Tampak Susi yang berjongkok pun segera berdiri. CU Kunci yang terjatuh.

 

SUSI

Kamu tuh Jid!

Malah tidur disini!

Katanya mau nyari sinyal!!

 

Mendengar itu, Majid pun tersadar. Lalu ia melihat kearah hp yang ada ditangannya. CU Di tekannya tombol on, dan hp nya pun hidup. CU Wajah Majid yang tersenyum.

 

SUSI

Kamu bohong pasti ya Jid!

Nggak nyari sinyal kan?

 

MAJID

Nggak! Aku Nggak bohong!

Tadi nyari sampai naik ke pohon kok!

 

53.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat ruangan dalam rumah yang sepi. Tidak berapa lama kemudian keluar Datuk dari dalam kamar dengan berjalan perlahan-lahan. CU Wajahnya sesaat saja melihat kesana kemari ke sekeliling ruangan. Tampak olehnya tidak ada siapapun juga.

 

Lalu Datuk pun segera berjalan perlahan kearah jendela depan rumah. Setelah sampai, ia pun memandang kearah halaman depan rumah yang juga sepi. Lalu ia berjalan menuju kearah pintu. CU Tangannya segera memegang gagang pintu untuk dapat membuka pintu. Namunnya pintu terkunci. Ia pun hanya mengelus-elus kepalanya yang penuh dengan rambut putihnya.

 

Lalu ia pun kembali berjalan. Kali ini langkah kakinya menuju kearah belakang rumah. Untuk beberapa saat lamanya ia melangkah, dan sampai di pintu belakang. Lalu ia pun juga mencoba untuk membuka pintu belakang rumah. Namun terkunci. Ia kembali terdiam. Lalu ia menatap kearah hidangan makanan. Tampak lele dan nasi diatas meja.

 

Dengan cepat ia menuju kearah makanan. Lalu ia mengambil piring secara perlahan-lahan lele dan nasi yang segera dituangkannya ke piring. Beberapa saat kemudian ia melangkah kearah kursi dan duduk, ia pun tidak menyantap makanannya, tapi malah berjalan kembali mengambil buku Susi. Lalu berjalan menuju kearah jendela depan dan duduk di dekat jendela tersebut.

 

54.  EXT. DANAU – PAGI

 

Terlihat sebuah rumah panggung semacam pos. Tidak jauhnya motor Bu Nur terparkir disitu. Lalu tampak Bu Nur bersama dua orang siswa laki-laki dan perempuan berusia 10 tahun dengan menggunakan masker. Tampak Bu Nur sedang mengeluarkan buku materi IPS Kelas 4 dari dalam tasnya. Sesaat saja ia membuka lembaran buku tersebut. Lalu ia sedikit membuka maskernya.

 

BU NUR

Coba kalian kerjakan yang ini...

Halaman ini sama ini...

Itu kan minggu lalu udah dijelaskan...

 

Dengan cepat, kedua orang siswa tersebut segera menulis apa yang ditunjuk oleh Bu Nur. Sesaat saja Bu Nur memperhatikan kedua muridnya tersebut.

 

BU NUR

Kalian tidak lihat Susi?

 

BERSAMA

Nggak buu...

 

BU NUR

Kemana dia yaa...

 

Anak laki-laki segera menghentikan menulisnya.

 

SISWA LAKI-LAKI

Katanya, dia sudah punya handphone buu...

 

BU NUR

Oh iyaa...

 

SISWA LAKI-LAKI

Iya buu...

Eh, tapi nggak tau juga deh buu...

 

BU NUR

Huh kamu tuh, bagaimana sihh...

 

SISWA PEREMPUAN

Dia emang sok tau buu...

 

SISWA LAKI-LAKI

Dari pada ga tau...

 

IBU NUR

Ayo kerjakan dulu,

Ibu kan gak bisa lama-lama

Harus ke rumah Susi...

Terus harus siaran radio juga ibu...

 

Lalu anak laki-laki itu kembali menulis. Sedangkan Bu Nur memperhatikan sekitarnya. Tiba-tiba saja hp miliknya kembali bordering. Dengan cepat ia pun segera mengangkatnya.

 

BU NUR

Ya dekk...

 

(OS) ADEK

Assalaualaikum bu...

 

BU NUR

Walaikumsalamm...

 

(OS) ADEK

Ibu kapan pulang...

 

BU NUR

Ibu masih ada satu siswa lagii...

 

(OS) ADEK

Ya kapan pulang...

 

BU NUR

Adek poto aja tugasnya kayak apa!

Terus kirim ke Ibu...

 

(OS) ADEK

Ya itu jadinya ibu yang kerjakan dong!

Bukan Adek!

 

BU NUR

Ya terus bagaimana?

Kalau dijelaskan memangnya nanti adek bisa?

 

(OS) ADEK

Ya dijelaskan dulu...

Nanti kalau adek ga bisa, ya adek Tanya lagi...

 

BU NUR

Ya sudahh...

Nanti penjelasannya ibu chat...

 

(OS) ADEK

Ya udahh...

Assalamualaikum buu...

 

BU NUR

Walaikumsallam...

 

Lalu Bu Nur segera mematikan hpnya. Sesaat saja ia memandang kesekitarnya kembali. Nampak dari penglihatannya terlihat dua orang Ibu-ibu sedang berjalan kearahnya. CU Wajah Bu Nur yang mencoa untuk dapat mengetahui Ibu siapa mereka.

 

BU NUR

Ibunya siapa itu ya?

Ibunya Susi bukan ya...?

 

Lalu siswa laki-laki dan perempuan itupun segera menghentikan menulisnya. Mereka segera memandang kearah ibu-ibu yang semakin dekat kearah mereka.

 

SISWA PEREMPUAN

Itu mah Ibunya Pieter Bu!

 

SISWA LAKI-LAKI

Sama ibunya Subhi!

 

SISWA PEREMPUAN

Itu mah berdua orang kaya Bu!

 

BU NUR

Eh sudah-sudah...

Kalian tulis dulu...

 

Lalu kembali kedua siswa tersebut segera menulis kembali. Tidak berapa lama kemudian kedua orangtua siswa itupun sampai di dekat mereka.

 

IBU PITER/SUBHI

Pagi bu Nur...

 

BU NUR

Pagi buu...

 

IBU PITER

Bu Nur, ini bagaimana ya...Belajar online begini...

 

BU NUR

Maksudnya bagaimana ya Bu?

 

IBU PIETER

Ini kan adiknya Pieter di kelas dua,

Kok gurunya beda sama ibu yaa...

 

IBU SUBHI

Nah itu Bu!

 

Bu Nur kali ini memandang kearah Bu Subhi.

 

IBU SUBHI

Si Subhi kan juga ada adiknya di kelas tiga bu...

Kok beda...

 

BU NUR

Beda? Maksudnya bagaimana ya?

 

IBU SUBHI

Ya kalau Bu Nur kan,

Orangtua atau siswanya dihubungi satu-satu,

 

IBU PIETER

Nah, kalau guru yang lain tidak bu...

 

BU NUR

Wahh, kalau itu memang nggak bisa

Saya kasih penjelasannya...

 

IBU PIETER

Loh bukannya sekolah harusnya punya program Bu!

 

BU NUR

Betul!

 

Bu Nur terdiam.

 

BU SUBHI

Inikan situasinya sekarang memang kacau ya Bu,

Jadi tolong sampaikan ke sekolah Bu!

 

BU NUR

Kan ada komite sekolah bu...

Mungkin Ibu-Ibu bisa sampaikan ke Komite dulu!

 

Mendengar itu Ibu Pieter dan Ibu Subhi pun terdiam.

 

55.  EXT. HALAMAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi dan Majid memasuki halaman.

 

SUSI

Kakak mau ke sekolah...

Kamu jaga dulu Datuk!

Jangan sampai Datuk keluar!

 

MAJID

Iya udah tau!

Cerewet amat sihh!

 

SUSI

Kamu tuhh...

 

CU Tapi tiba-tiba saja Susi menghentikan langkahnya. Majid tetap saja berjalan menuju ke pintu rumah.

 

SUSI

Majiidddd...

 

Majid segera menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Susi yang mematung.

 

MAJID

Apa lagi sihh...

 

SUSI

Kuncinya gak adaaa...

 

MAJID

(terkejut)

Apa! Bagaimana sihh...

 

SUSI

Tadi aku pegang!

Terus lupaa...

 

MAJID

Kok di pegang, kenapa nggak di kantung sihh...

 

SUSI

Kantung mana!

Celana ku kan gak ada kantungnya!

Lagian ini gara-ara kamu!

 

MAJID

Loh Kok Aku sih Kak!

 

SUSI

Ya kenapa nyari sinyal kesana segala sih!!

 

MAJID

Ali bilang begitu!

Disini gak dapet sinyal!

 

Sesaat CU wajah Susi melihat kearah jendela rumahnya.

 

SUSI

Ya udah kamu naik jendela aja...

 

CU Wajah Majid yang melirik kearah jendela.

 

SUSI

Udah cepetan!!

 

MAJID

Ihh... aku lagi aku lagi yang susah...

 

SUSI

Hati-hati hp nya nanti rusak lagi...

 

Sesaat saja Majid melihat ke hp yang ada di tangannya. Lalu ia segera memasukkannya ke dalam kantung celananya. Lalu Majid pun segera berjalan menuju kearah jendela. Sesaat saja Majid pun berusaha menaiki jendela dan masuk kedalam rumah. Susi setelah melihat hal itu segera berjalan menuju ke pintu rumah. Tidak berapa lama kemudian pintu depan rumah pun terbuka.

 

56.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Susi masuk kedalam rumah, sedangkan Majid terlihat berjalan kearah tempat duduk sambil mengeluarkan hp dari dalam kantung celananya. Bersamaan dengan itu Datuk muncul dan melintas, tanpa ada yang melihatnya/menyadarinya.

 

MAJID

Tuh kan, sinyal gak ada!

 

SUSI

Memang tadi ada disana Jid!

Orang kamu tidur kok!

 

Susi kemudian berjalan menuju kearah buku sekolah miliknya. Kemudian ia mengambil salah satu buku.

 

MAJID

Enak aja!

Kakak kalau nggak tau jangan ngomong!

 

SUSI

Loh buktinya kamu tidur kok!

 

MAJID

Sok tau!!

 

57.  EXT.HALAMAN DEPAN – PAGI

 

Terlihat Datuk berjalan pelan-pelan keluar dari dalam rumah. Ia sepertinya sedang menuju ke halaman belakang rumah tersebut.

 

58.  INT. RUMAH – PAGI

 

Terlihat Susi yang sedang mengambil buku yang lain. Tapi tiba-tiba CU wajahnya yang teringat sesuatu. Dilihatnya piring dengan nasi dan lele. Dengan cepat ia pun segera meletakkan bukunya dan segera melangkah menuju ke kamar.

 

SUSI

Datukk...

 

CU Wajah Susi yang terperanah. Terlihat oleh kamar yang kosong, tidak ada Datuk di dalam.

 

SUSI

Jid! Datuk ga ada!!

 

Mendegar itu, Majid pun langsung bangkit.

 

MAJID

Haduuhh... kemana lagi sihh...

Ini kan gara-gara Kakak!

 

SUSI

Kok gara-gara aku sihh...

Udah cari Datuk...

Nggak usah rebut...

 

MAJID

Duuhhh… kemana nyarinya...

 

Tapi Susi sudah melangkah menuju ke pintu depan.

 

SUSI

Udah kamu cari sanaa...

Paling gak jauhh...

Aku ke belakang.

 

Terlihat Majid yang tampak kesal. Susi langsung menghilang.

 

MAJID

Sial benar!

 

Tapi kemudian Susi kembali lagi dan melihat kearah Majid yang masih memainkan hp nya.

 

SUSI

Majiiiddd...

 

MAJID

Aku lag isms ke Ali,

Ini dah masukk...

Sinyal kadang ada, kadang nggak!

 

SUSI

Majid!

 

MAJID

Iya! Iya!

 

Lalu Majid pun segera meletakkan hpnya di atas meja.

 

59.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Terlihat Bu Nur yang sedang mengendarai motornya dan melintasi beberapa rumah penduduk. Namun tidak berapa lama kemudian, ia di cegat oleh seorang ibu-ibu. Segera saja Bu Nur perlahan-lahan menghentikan laju motornya tersebut, lalu segera mematikannya.

 

IBU-IBU

Loh Bu Nur mau kemana?

 

BU NUR

Mau ke rumah Susi...

 

IBU-IBU

Oh...mampir dulu

 

BU NUR

Wahh lain kali saja Bu...

Ini saya lagi buru-buru...

 

IBU-IBU

Sebentar saja bu...

Bu boleh Tanya...

 

BU NUR

Boleh bu, boleh!

 

IBU-IBU

Apa sekolah gak ada pemberian pulsa bu...

 

Sesaat Bu Nur terdiam.

 

BU NUR

Kalau pulsa belom bu!

Dan sepertinya memang tidak ada!

Tidak tau kalau dari pemerintah!

 

IBU-IBU

Lumayan berat bu!

Buat beli pulsa aja sudah berapa bu...

Apalagi anak saya tiga bu, sekolah semua...

 

BU NUR

Iya sihh...

 

IBU-IBU

Ya akalu bisa tolong diusahakan ya buu...

 

BU NUR

Yaa kalau saya nggak bisa apa-apa bu...

Paling nanti apa yang ibu bicarakan ke saya,

Saya laporkan ke kepala sekolah...

 

Tapi kemudian Bu Nur melihat seorang anak muda yang sedang mengangkat tong yang sudah lama.

 

BU NUR

Itu tong nya buat di depan bu!

 

IBU-IBU

Iya buat  cuci tangan sama kaki...

 

BU NUR

Wahh, benar itu bu!

 

IBU-IBU

Kan orang dulu mah,

Pasti ada tong di depan rumah,

Buat cuci tangan dan kaki...

 

BU NUR

Iya yahh...

Sebenarnya orangtua kita benar ya!

 

IBU-IBU

Nah itu lahh salahnya kita ya Bu...

 

BU NUR

Ya sudah bu, saya langsung ya buu...

 

IBU-IBU

Iya Bu Nur...

Silakan...

 

Lalu Bu Nur segera menyalakan motornya kembali dan segera melaju.

 

60.  EXT. HALAMAN BELAKANG – PAGI

 

Terlihat Susi muncul dan segera menuju ke halaman belakang, bersamaan dengan itu, Datuk justru keluar dari kolam lele dan segera berjalan menuju ke halaman depan dari arah yang berlainan sehingga tidak mungkin untuk bertemu dengan Susi.

 

SUSI

Datuukk!! Tuukk!!

 

CU Wajah Susi yang melihat kesana-kemari. Kemudian Susi melihat kearah kolam. CU Seekor lele yang bergerak kesana kemari.

 

SUSI

Datuukk...

 

Lalu Susi segera bergerak kearah kolam. Dilihatnya beberapa ekor lele berserakan. Ia pun memeriksa kolam yang kososng tidak ada seekor lele pun didalamnya.

 

SUSI

Hadduuhhh...

Siapa ini...

 

Dengan segera Susi pun mengambil lele kemabli dan segera menuangkannya ke dalam kolam. Untuk beberapa lamanya tampak Susi mengambil lele hingga selesai.

 

61.  EXT. HALAMAN DEPAN – PAGI

 

Terlihat Majid yang sudah berdiri beberapa jarak dari halaman. Ia memandang kesana –kemari. Melihat-lihat sekitarnya.

 

Namun pada saat ia menoleh kearah rumahnya, tampak terlihat olehnya Datuk yang sedang berjalan di samping rumah menuju ke pintu masuk.

 

MAJID

(teriak)

Kakakk!! Datuk tuhh...

 

Dengan cepat, Majid pun segera berlari menuju ke rumahnya.

 

62.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Majid terlihat langsung masuk kedalam. Sambil ngos-ngosan nafasnya, ia pun segera menutup pintu rumahnya.

 

MAJID

Kakak! Datuk dah di dalam nihh...

 

(OS) SUSI

Iya sebentar...

 

Terlihat Datuk yang sedangberjalan dan langsung duduk di bangk dekat handphone. Tiba-tiba saja CU Hp itu berdering. CU Wajah Datuk yang tampak bingung, ia segera menutup telinganya. CU Terlihat di layar hp Ali memanggil.

 

Hp masih bordering, Datuk langsung mengambil hp tersebut dan segera memukul-mukulkannya ke meja. Melihat itu CU Wajah MAJID pun tampak terkejut.

 

MAJID

Jangaaannn...

 

CU Tangan Datuk yang menghancurkan hp.

 

MAJID

Kakakkk...

 

Lalu Majid segera berlari menuju kearah Datuk yang masih memukul-mukulkan hp nya ke meja.

 

63.  EXT. HALAMAN BELAKANG – PAGI

 

Susi langsung menatap ke dalam rumah.

 

SUSI

Brisik sekali sih...

Majiidd!!

 

(OS) MAJID

Kakaakk...

 

Mendengar itu, lekas saja Susi segera bergerak dan berjalan menuju kearah depan rumah dengan memutarinya rumahnya tersebut.

 

64.  INT. RUAMH SUSI – PAGI

 

Susi muncul dari luar rumah. Ia memandang ke dalam, dan tampak olehnya Majid yang memegang hpnya yang rusak duduk berhadapan dengan Datuk yang sedang memegang-megang kepalanya.

 

SUSI

Hp nya kenapa Jid?

 

CU Wajah Majid yang hanya dapat memandang kearah Susi. Lalu tangannya menhamparkan kerusakan hp di atas mejanya.

 

SUSI

Waduh rusak Jid!!

 

Susi pun segera menuup pintu dan mengincinya. Lalu segera saja ia melangkah kearah Majid. Susi pun mengambil hp nya yang rusak. Sedankan Majid bangkit berdiri.

 

SUSI

Mau kemana kau Jid?

 

MAJID

Makan! Lapar!

 

SUSI

Ini ada Jid! Bekas Datuk...

 

MAJID

Nggak mau! Sebal aku!

 

Lalu Majid segera melangkah kearah dapur.

 

SUSI

Jid! Ini aja! Sayang!

 

MAJID

Nggak mau!

 

SUSI

Llenya udah tinggal sedikit!

Berasnya juga!

 

MAJID

Nggak mau!!

Kakak saja!

Ini kan semua gara-gara Kakak!

 

Majid mengambil nasi lalu lelenya.

 

SUSI

Jid! Jangan begitu!

 

MAJID

Kan sudah Majid bilang,

Nggak bisa jagain Datuk!

 

SUSI

Jid! Bagaimanapun ini masih Datuk kita!

 

MAJID

Bodo amat!

 

SUSI

Majiidd!!

 

Tapi Majid hanya terdiam ia melangkah menuju ke hadapan Datuk dan segera duduk.

 

MAJID

Teruss, belajarnya pakai apa?

 

Kali ini Susi terdiam. Terdengar suara motor Bu Nur.

 

MAJID

Tuh, apalagi...

Minta tolong lagiii...

 

SUSI

Majid!

 

(OS) BU NUR

Assalamualaikum...

 

65.  EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Bu Nur yang baru turun dari mototrnya. Ia pun segera melangkah menuju kearah pintu rumah tersebut. Masker di wajahnya sudah diturunkan ke dagunya.

 

66.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Bu Nur terlihat masuk kedalam rumah tersebut.

 

SUSI

(terkejut)

Loh Ibuu...

 

Lalu segera saja Susi menghampiri gurunya tersebut.

 

BU NUR

Sudah... kan gak boleh salaman...

 

Mendengar itu, Susi pun hanya hormat dengan sedikit membungkuk dan kedua tangannya. Tapi terlihat Datuk yang segera berjalan mengambil sapu yang ada di salah satu sudut rumah.

 

MAJID

Maaf bu, saya makan...

 

BU NUR

Oh iya nggak apa-apa...

 

Datuk terlihat mengangkat sapu.

 

MAJID

Kakakk...

 

DATUK

Ini yang nggak kasih pisang!!

 

SUSI

Waduuhh...

 

Dengan cepat, Susi pun segera menghalangi Datuk untuk memukul Bu Nur.

 

SUSI

Datuk! Ini guru Susi!

Jid bantuin...

 

Segera saja Majid melangkah kearah Datuk dan Susi. Lalu ia mengambil sapu dari tangan Datuk.

 

(kearah Bu Nur)

Maaf Buu…

Ini Datuk sudah pikun buu…

 

BU NUR

Oh iyaa... Assalamualaikum Datuk...

 

Tapi Datuk tidak menghiraukan Bu Nur. Lalu Susi dan Majid berhasil menangani Datuk.

 

SUSI

Silakan duduk Bu...

 

BU NUR

Oh iyaa...

 

Bu Nur seera duduk. Sedangkan Majid kembali ke mejanya dan segera menyantap makanan. Sedangkan Susi mencoba untuk menduduk Datuk di dekat jendela berhadapan dengan Bu Nur.

 

BU NUR

Bapak ibu mu kemana Sus?

 

SUSI

Bapak sama ibu lagi pergi ke dokter Bu…

 

BU NUR

Ohh, siapa yang sakit?

 

SUSI

Bapak...Maaf Bu, pintunya saya tutup,

Takut Datu keluar...

 

BU NUR

Oh iya silakan...

 

Nur pun segera berjalan dan menutup pintu rumahnya.

 

BU NUR

Ohh, makanya ibumu nggak bisa antar tugas kamu yaa...

 

SUSI

Iya bu...

Itu sebenarnya tugas mau saya antar,

Eh ibu sudah datang kesini...

 

BU NUR

Ya sudah sekarng aja tugasnya kasih ke ibu...

 

SUSI

Sebentar buu...

 

Lalu Susi pun segera melangkah menuju ke tumpukan buku.

 

BU NUR

Kamu ada hp Sus?

 

Mendengar itu Ssi sesaat terdiam.Ia memandang kearah Majid yang juga sedang memandang kearah kakaknya tersebut. Lalu Susi melihat kearah hp miliknya yang rusak.

 

SUSI

Ada bu... Tapi rusak buu...

 

Majid segera mengambil hp nya yang rusak.

 

MAJID

(menunjukkan hp rusak)

Nihh buu...

 

Bu Nur pun melihat hpdi tangan Majid yang rusak.

 

BU NUR

Ohh... Tapi radio ada kann...

 

Kembali kakak-beradik itu terdiam. Susi mengambil buku tugasnya dan lembaran fotokopi, lalu segera melangkah kearah Bu Nur.

 

SUSI

Rusak juga buu...

 

BU NUR

Ohh...

 

CU Wajah Bu Nur yang terdiam. Susi sudah berada dihadapan Bu Nur.

 

Susi

Ini Bu tugas sayaa...

 

Bu Nur segera menerima buku dari Susi. CU Wajah Susi yang seperti mencium sesuatu. Ia kemudian melirik kearah Bu Nur yang sedang melihat lembaran buku Susi. Dengan cepat ia menoleh ke Datuk yang masih duduk memamandang keluar jendela.

 

Lalu Susi bergerak kearah Datuk dan mengendus bau.

 

SUSI

Maaf buu...

 

Susi menutup hidungnya. Bu Nur yang melihat Susi, juga segera menutup hidungnya.

 

SUSI

Maaf bu...

Mungkin Datuk sakit perutnyaa...

Ayo Datuk ke kamar mandi...

 

Majid yang melihat hal itu, segera menyudahi makannya dan bangkit menuju ke dapur. Susi pun segera mengajak Datuk pergi ke kamar mandi.

 

BU NUR

Kamu bisa Sus...

 

SUSI

Bisa Buu... sudah biasa kok Buu...

 

Tapi melihat Susi kepayahan mengajak Datuk, Bu Nur pun akhirnya segera membantu Susi. Sedangkan Majid segera mengambil buku miliknya dari dalam tasnya. Sesaat ia pun hanya melihat Bu Nur dan Susi serta Datuk menuju kearah kamar mandi.

 

SUSI

Aduuhh Ibu,

jadi merepotkan nihh...

 

BU NUR

Nggak, nggak apa-apa...

Sini Ibu yang tuntun Sus...

Kau siapkan aja di kamar mandi...

 

SUSI

Oh iya buu...

 

Susi segera melepaskan Datuk dan menuju kedalam kamar mandi. Bu Nur tampaknya menuntun Datuk dengan pelan-pelan. Terdengar suara kran air di buka Susi dari dalam kamar mandi.

 

DATUK

Saya mau di bawa kemana lagii...

 

MAJID

Ke ulang tahun Tuk!

 

Terlihat wajah Bu Nur yang sepertinya sedang tersenyum. Kmudian Datuk masuk kedalam kamar mandi. Bu Nur pun segera melepaskan, terlihat Susi menangkaptangan Datuk. Lalu segera saja Bu Nur melangkah kembali ke depan. Dengan cepat Majid pun segera berjalan kearah Bu Nur.

 

MAJID

Bu ini tugas sayaa...

Bisa di periksa sebentar buu...

 

BU NUR

Coba sinii...

 

Lalu Majid segera menyerahkan bukunya ke Bu Nur. Dari dalam kamar mandi terdenar suara air seperti sedang mandi. Setelah suara air tersebut pun berhenti.

 

MAJID

Itu tugas yang minggu lalu sihh buu...

Kalau yang sekarang belum...

 

Bu Nur hanya tersenyum. Lalu ia pun sesaat saja memeriksa tugas Majid tersebut. Majid hanya berdiri memandang Bu Nur.

 

BU NUR

Sudah benar kok...

Oh ini salah...

 

Lalu sepertinya Bu Nur memberikan tanda di buku Majid. Llu ia menyerahkan kembali buku itu ke Majid.

 

BU NUR

Kok nggak di kumpulkan?

 

MAJID

Nggak tau tuh buu...

Beda sama Iu kan...

 

Bu Nur pun kembali tersenyum. Tidak berapa lama kemudian muncul Susi.

 

SUSI

Jid liatin Datuk di kamar...

 

Lalu segera saja Majid mengikuti perintah kakaknya tersebut. Tiba-tia hp milik Bu Nur pun bordering. Kemudian ia pun segera mengangkatnya.

 

BU NUR

Adeekk... kan ibu udah bilang,

Nanti kalau ibu sudah pulang...

 

(OS) ADEK

Kelamaan buu...

 

BU NUR

Loh kan adek nonton melulu di hp...

Hayooo...

Ya salah aedk lahhh...

 

Lalu tiba-tiba saja hp terputus. Bu Nur pun sesaat saja terdiam. Ia melihat kearah hp nya tersebut. Lalu Bu Nur pun membuka kartu providernya dari hp nya. Lalu ia menyodorkan hp miliknya tersebut ke Susi.

 

BU NUR

Ini untuk mu Sus...

 

SUSI

(terkejut)

Nggak bu! Nggak mauu...

 

BU NUR

Loh! Ini buat kamu sama adik mu belajar...

Terus mau bagaimana...

 

CU Wajah Susi yang terdiam.

 

BU NUR

Ambillaahh... nggak apa-apa...

 

Bu Nur pun segera menarik sedikit lengan Susi dan meletakkan hp miliknya tersebut ke tangan Susi.

 

BU NUR

Ibu nggak bisa lama-lama...

Yang penting tugas kamu sudah ada sama ibu...

Nanti kamu bisa bisa liat materi berikutnya di hp...

 

Bu Nur segera mengambil tasnya.

 

BU NUR

Ibu harus siaran di radio...

 

SUSI

Iya buu... apa tidak telat bu...

 

BU NUR

Siarannya dua puluh menit lagii...

Kalau dari sini ke stasiun radio,

Paling lima belas menit...

 

 

 

CATATAN:

Kalau memungkinkan, sebaiknya adegan/scene ini disyut dengan LONG TAKE/ONE SHOT.

 

67.  EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Bu Nur dan Susi. Bu Nur berjalan menuju kearah motornya. Sedangkan Susi hanya melihat di dekat pintu rumahnya. Sesaat saja ia menyalakan motornya dan segera melaju meninggalkan halaman tersebut.

 

68.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Susi terlihat masuk kedalam rumahnya sambil membawa hp yang diberikan oleh Bu Nur. Ia membiarkan pintu depannya terbuka. Ia pun segera berjalan.

 

Majid membereskan kerusakan radio dan hp nya. Ia mengeluarkan kartu provider dan segera memandang kakanya itu. Tampak terlihat Susi yang beingung dengan hp nya itu.

 

SUSI

Ini kok gak bisa ya jid!

 

MAJID

Hp siapa Kak?

 

SUSI

Bu Nur ngasih tadii...

 

Mendengar itu, Majid seakan tidak percaya. Ia pun segera mendekati Kakaknya dan melihat hp yang dipegang Susi.

 

MAJID

Ini masukin dulu kartunya...

 

69.  ET. JALAN DESA – PAGI

 

Tampak terlihat Bu Nur yang sedang mengendarai motornya, berpapasan dengan Ambulans yang berjalan sebaliknya.

 

70.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Datuk keluar dari kamar.

 

SUSI

Datuk mau kemana?

 

DATUK

Mau ke kamar mandi,

Dari tadi belum pipis...

 

Majid memasukkan kartu ke hp.

 

Susi

Lahh tadi baru dari kamar mandii...

 

DATUK

(sedikit marah)

Kapan?

 

MAJID

Udah Kak antarkan Datuk tuh,

Biar hp nya Majid pegang...

 

Lalu Susi segera menyerahkan hp nya itu ke tangan Majid. Sedangkan Susi segera mengantarkan Datuk ke kamar mandi. Sedangkan Majid egera melangkah menuju kearah jendela rumah. Sesaat saja Majid mencari-cari sinyal. Tangan keluar dari jendela rumah. Tangannya menutup pandangan di kejauhan seuah mobil ambulans menuju kearah rumahnya.

 

CU Wajah Majid yang terlihat senang karena sinyalnya mulai ada. Dengan cepat ia pun memencet sebuah aplikasi.

 

(OS) SUSI

Udah Tuk...

Kok diam ajaa...

Ya udah Tuk keluar ajaa...

 

Tangan Majid bergeser. Kali ini ia melihat PETUGAS KESEHATAN lengkap dengan APD nya serta salah seorang bapak bersama mereka. Dengan cepat, Majid pun segera menurunkan tangannya. CU Wajah Majid yang memperhataikan Petugas Kesehatan yang beberapa jarak lagi menuju ke rumahnya.

 

MAJID

Kakakk...

 

Tampak Susi yang sedang menuntun Datuk sedang menuju kearah Majid.

 

SUSI

Ada apa sih Jid,

Teriak kencang,

Orang Kakak disnii...

 

MAJID

Ituu...

 

CU Wajah Susi yang sedikit bingung. Lalu Ia segera berjalan kearah jendela rumah. Tampak oleh Petugas Kesehatan dan salah sorang Bapak.

 

SUSI

Kok Ambulans...

Bapak sama Ibu kemana?

 

MAJID

Nggak tauu...

 

SUSI

Jangan-jangan penipuu...

 

CU Wajah Kakak-beradik pun langsung saling berpandangan.

 

SUSI

Cepat tutup pintunya Jid...

 

(menunduk)

Nunduk...nunduk...

 

Segera saja Majid mengikuti perintah kakaknya untuk segera menunduk. Dengan perlahan-lahan tangan Majid menutup jendela. Sedangkan Susi segera menuju earah Datuk. Ia kemudian bangkit dihadapan Datuk.

 

SUSI

Datuk! Ayo kita ke belakang saja...

 

DATUK

Nggak mau!

 

SUSI

Datuk ayuk!

 

MAJID

Cepat bawa Datuk Kak!

 

SUSI

Ini bagaimana bawanya...

 

Majid segera berjalan menunduk kearah pintu. Dengan cepat ia pun segera menutup pintu.

 

71.  EXT. HALAMAN RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat DUA ORANG PETUGAS KESEHATAN yang sudah sampai di pintu masuk rumah. Lalu seorang Bapak, kita sebut saja PAK RW (50 tahun) segera mengetuk pintu.

 

PAK RW

Assalamualaikumm...

 

Petugas Kesehatan bersama Pak RW saling berpandangan.

 

PAK RW

Kok sepi

 

Lalu Pak RW mencoba untuk mengintip.

 

PAK RW

Assalamualaikumm...

 

72.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Terlihat Susi, Majid dan Datuk sedang duduk berjongkok di dekat pintu belakang rumahnya. CU Wajah mereka semuanya tegang. Kecuali Datuk yang malah senyum-senyum.

 

DATUK

(bertepuk tangan)

Atu... atuu...

 

Tapi dengan cepat Susi segera menangkap tangan Datuk untuk tidak bertepuk tangan.

 

SUSI

Huusssttt...

 

(berbisik)

Datuk, jangan berisik...

 

DATUK

Gak mau!

 

Datuk langsung berdiri.

 

73.  EXT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Mereka seperti mendengar suara seseorang.

 

(OS) DATUK

Emang saya anak kecil!!

 

PAK RW

Ada orang di dalam...

 

Lalu salah seorang Petugas pun segera bergerak, ia berjalan berputar menuju ke belakang rumah.

 

74.  INT RUMAH SUSI – PAGI

 

Datuk pun segera berjalan hendak menuju ke depan. CU Wajah Susi dan Majid yang saling berpandangan.

 

SUSI

Datuukk…

Ya Allahh...

 

Lalu segera saja Susi mencoba untuk menahan Datuk. Tapi datuk malah mengambil gelas dan membantingnya ke lantai. PRANG!

 

75.  EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH SUSI – PAGI

 

PAK RW

Bukaa... Adeekk... buka pintu dekk...

 

Tapi tidak ada jawaban. Pak RW saling emandang dengan petugas kesehatan. Segera saja Pak Rw mendobrak pintu depan beberapa kali.

 

76.  INT. RUMAH SUSI – PAGI

 

Mendengar suara pintu didepan berbunyi di dobrak, dan Kemudian dari pintu belakang juga di gedor seseorang. Majid pun jadi panik ia segera bangun dan berlari menuju kearah jendela

 

SUSI

Majiddd...!!

 

Elihat Majid berlari dan membuka jendela, Datuk pun tertawa-tawa dan bertepuk tangan.

 

DATUK

Ayu, ayu ayu...

 

SUSI

Haduuuhhh...

 

Bersamaan dengan itu pintu depan pun terbuka. Terlihat Pak RW dengan seorang Petugas Kesehatan.

 

PAK RW

Tenang dek...tenang...

 

Tapi Majid langsung naik ke jendela dan melompat. Melihat itu Pak Rw pun segera pergi mengejar Majid. Sedangkan Petugas Kesehatan muncul dan masuk ke dalam rumah.

 

PETUGAS KESEHATAN

Kami dari Dinas Kesehatan...

 

Datuk terlihat seperti senang dengan situasi itu. Ia malah bertepuk tangan dan melompat-lopat kecil di tempatnya. Sedangkan Susi tampak bersembunyi di balik tubuh Datuk.

 

SUSI

Mau apa bapak kesinii...

Pergii... pergii...

 

77.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Terlihat Majid yang berlari, dan tidak jauh di belakangnya Pak RW mengejarnya. Majid kemudian berbelok arah ke hutan karet. Tapi Pak Rw pun tidak mau kalah, ia pun dengan cepat mengejar Majid, dan hamper tertangkap. Namun Majid dapat berkelit. Ia pun kembali berlari. Tapi baru beberapa langkah saja, CU kaki Majid tersandung.

 

Pak Rw yang sudah ketinggalan beberapa jarak, akhirnya dapat mendekati Majid.

 

PAK RW

Tenang dek…

Ini saya Pak RW,

Pak RT tadi nggak di rumah...

Tenang...

 

CU Wajah Majid yang hanya bisa terdiam. Pak RW pun segera mendekatinya dan memeluknya.

 

PAK RW

Nggak usah takut Dekk...

Ini saya benar-benar Pak RW mu...

Saya akan melindung kamu dekk...

 

CU Wajah Majid di balik pelukan Pak RW.

 

78.  INT. SATASIUN RADIO – PAGI

 

Terlihat Bu Nur yang sudah bersiap menjadi penyiar. Lalu ia pun memberikan kode untuk ON AIR.

 

BU NUR

Selamat Pagi anak-anak...

Bertemu lagi dengan Ibu Nur disini...

Kali ini kita akan membahas pelajaran Matematika kelas empat...!

 

79.  EXT. JALAN DESA – PAGI

 

Terlihat sebuah jalan desa yang pernah dilalui Ayah waktu opening film. Sebuah mobil kesehatan terlihat bergerak menjauhi pemandangan gunung dan bukit. Tidak berapa lama kemudian mobil itupun melintas.

 

Tidak berapa lama, mobil itupun berbelok arah. Ia melintas kearah yang berlawanan dengan Ayah saat cerita baru dimulai.

 

80.  INT MOBIL AMBULANS – PAGI

 

CU Wajah Susi yang terlihat sedikit takut. Begitu pula dengan Majid yang memperhatikan Petugas Kesehatan dengan baju APDnya. Sedangkan Datuk terlihat memainkan penutp wajah Petugas.

 

81.  ESTABLISHED Ambulans melintas di jalan desa memperlihatkan pemandangan gunung di belakangnya.

 

SELESAI

 

https://www.instagram.com/?hl=id 





 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar