Pengantar Seni: Seni Rupa, Kerajinan, dan Seni Komersial


Istilah-istilah yang kita pilih untuk memberi label terhadap suatu hal tertentu sering kali memberi-tahukan kita lebih banyak tentang sikap dan stereotip kita sendiri daripada tentang objek yang sedang dipertimbangkan. Misalnya, seni dari budaya yang berasal dari luar tradisi Barat (seperti seni tradisional Afrika atau Kepulauan Pasifik) pernah disebut sebagai "Seni Primitif", yang menyiratkan bahwa kualitasnya lebih rendah daripada seni "halus" atau "tinggi" Eropa. Tetapi sementara itu —seperti halnya dalam kasus ini— label semacam itu bisa disalah-gunakan, karena mereka tetap bisa mencerminkan penilaian atau nilai budaya dan terkadang mengarah pada cara mengidentifikasi, mengkategorikan, dan memahami seni

Tidak ada definisi yang secara sederhana, yang memungkinkan kita membedakan siapa yang seniman dan siapa yang bukan. Jika kita mengambil pandangan global, tentunya kita tidak bisa mendefinisikan seorang seniman dengan apa yang telah dia buat. Dalam budaya Barat selama beberapa periode sejarah, khususnya sejak Renaisans[1], lukisan dan patung dianggap sebagai kategori seni yang paling penting ("seni tinggi"), sementara yang lainnya, seperti keramik[2] dan furnitur, pernah dianggap sebagai seni yang kurang penting. Istilah kerajinan biasanya diterapkan pada karya semacam itu, dan pembuatnya dianggap kurang terampil atau berstatus lebih rendah daripada pelukis dan pematung. Perbedaan ini muncul sebagian karena biaya pembuatan lukisan yang bagus atau patung marmer yang diukir dengan indah itu terbilang tinggi. Oleh karena itu, hal-hal tersebut menjadi simbol status orang kaya dan juga para penguasa yang memiliki kekuasaan. Dalam budaya lain, kepentingan ini sangatlah relatif dalam memandangnya dari berbagai bentuk seni yang sangat berbeda. Orang-orang Peru kuno memberi nilai khusus pada wol (ketrampilan kriya), dan mereka yang membuat tekstil wol yang halus kemungkinan besar dianggap terampil seperti pelukis di masyarakat kita. Di Cina seni kaligrafi[3] (huruf yang dilukis dengan elegan) dianggap sebagai salah satu bentuk seni tertinggi.


Gambar 1
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Portrait_of_Eleanor_of_Toledo

Seni rupa biasanya mengacu pada karya seni (dalam hal ini biasanya ke lukisan, gambar, pahatan-pahatan, dan terkadang cetakan) yang dibuat dengan keterampilan dan imajinasi kreatif agar enak dipandang atau indah dipandang. Ketika seniman Italia Agnolo Bronzino (1503–1572) melukis potret Eleonora dari Toledo dan putranya Giovanni (Gbr 1), dia jelas bertekad untuk mendemonstrasikan keterampilannya yang luar biasa dalam potretnya yang mewah untuk istri Duke of Florence yang berkuasa ini, Cosimo de' Medici, yang merupakan pelindung atau penyokong seni[4] yang hebat. Gaun Eleonora, yang begitu mewah sehingga harganya lebih mahal daripada lukisan itu sendiri, digambarkan dengan sangat hati-hati sehingga tekstur sulamannya hampir bisa dirasakan. Eleonora, dengan kulitnya yang sempurna dan kecantikannya tanpa cela, tenang dan menyendiri, dengan tangannya yang diletakkan di bahu putranya yang masih kecil untuk menarik perhatian kita kepadanya. Bocah laki-laki, yang ditakdirkan untuk menjadi adipati yang kuat seperti ayahnya, sama-sama serius dan tenang, sebagaimana layaknya orang berstatus tinggi. Melihat lukisan ini kita dapat melihat bahwa Bronzino ingin kita mengagumi keahliannya dalam menghasilkan contoh seni rupa terbaik yang menyampaikan rasa kekayaan dan kekuasaan yang hidup.

Secara historis, seni grafis (yang dibuat dengan metode yang memungkinkan untuk dapat reproduksi dengan banyak salinan dari gambar yang sama) dianggap kurang penting, dan mungkin kurang berhasil, dibandingkan dengan seni rupa. Sementara lukisan potret Bronzino itu unik, dibuat untuk satu pelindung seni yang kuat, dan juga ditujukan hanya untuk dilihat oleh audiens tertentu, sedangkan karya seni grafis dibuat bagi banyak orang sehingga dalam pengertian itu dikatakan jauh lebih demokratis, yang dianggap sebagai kelebihan dan keuntungannya oleh banyak seniman dan audiens. Seni grafis mencakup berbagai media[5] seperti: buku, majalah, poster, iklan, papan nama, televisi, layar komputer, dan media sosial.

Gambar 2
Sumber: https://turbologo.com/articles/fedex-logo/

Desain grafis[6] adalah seni komersial yang intinya adalah komunikasi. Kesederhanaan logo[7] yang dibuat pada tahun 1994 untuk mengidentifikasi merek global perusahaan logistik FedEx (Gbr 2) kontras dengan kemewahan yang rumit dari Eleonora karya Bronzino. Perancang, Lindon Leader, menemukan bahwa nama perusahaan pada saat itu, Federal Express, memberi kesan kepada pelanggan bahwa perusahaan itu hanya beroperasi di Amerika Serikat, bukan secara internasional. Selain itu, semua orang menyebut perusahaan itu hanya FedEx. Tugasnya sebagai pemimpin adalah merancang logo yang dapat digunakan pada label paket, iklan, truk, dan pesawat untuk mengidentifikasi FedEx sebagai organisasi global yang dinamis. Solusinya adalah desain yang mempertahankan warna (sedikit dimodifikasi) dari logo yang ada, tetapi mempersingkat nama perusahaan menjadi FedEx. Jenisnya diatur sedemikian rupa sehingga ruang putih antara huruf E dan huruf x membentuk panah putih yang menunjukkan kecepatan dan ketepatan.

Desainnya sangat sederhana tetapi kita harus berhati-hati untuk sebaiknya janganlah berasumsi bahwa itu membutuhkan keterampilan dan usaha yang jauh lebih sedikit daripada potretnya Bronzino. Logo tersebut tidak melibatkan kemahiran yang sama secara teknis seperti halnya realisme yang detail pada lukisan cat minyak[8], atau kemampuan Bronzino untuk mengomunikasikan karakter manusia. Tetapi Leader dan rekan-rekannya telah membentuk kelompok yang fokus untuk meneliti kesan publik terhadap perusahaan dan mengembangkan sekitar 200 konsep sebelum mereka menentukan desain yang mereka pilih. Kemudian mereka membuat prototipe pesawat, van, dan truk untuk mengujinya. Logo Leader telah memenangkan lebih dari empat puluh penghargaan desain. Namun, ada satu perbedaan penting antara kedua karya tersebut. Tujuan logo adalah untuk mengidentifikasi perusahaan dan menjual layanannya. Sedangkan lukisan potret Bronzino dibuat untuk menyenangkan pelindung individu, selain itu logo FedEx dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan pemirsa di seluruh dunia.


Dunia Visual


Ketika kita melihat sebuah karya seni yang dibuat oleh seorang seniman, kita sering berasumsi bahwa karya tersebut diciptakan sepenuhnya dari ide dan inspirasi seniman itu sendiri. Tetapi seni adalah bagian dari konteks[9] yang lebih luas dari hal-hal yang kita alami: budaya visual tempat kita hidup, yang mencakup semua gambaran yang kita jumpai dalam hidup kita. Pikirkan tentang berapa banyak gambar yang Anda lihat dalam perjalanan ke kelas hari ini. Mereka akan memasukkan rambu lalu lintas, papan reklame pinggir jalan, dan logo bisnis di sepanjang jalan raya. Begitu Anda tiba di kampus, Anda akan melihat poster yang memberi tahu Anda tentang acara yang akan datang, logo kedai kopi, dan peta yang mengarahkan Anda ke tempat kelas berlangsung. Kemudian pandangan sekilas ke ponsel cerdas atau email Anda mengungkapkan lebih banyak iklan, semuanya meminta perhatian Anda. Kita hidup di, dan menanggapi, dunia gambar, dan demikian pula para seniman, baik di Mesir kuno, Italia abad keenam belas, atau Amerika abad kedua puluh satu. Dengan kata lain, seni mencerminkan budaya di mana ia diciptakan, bukan hanya pencapaian kreatif pembuatnya.

Gambar 3
Sumber: https://smarthistory.org/el-anatsui-old-mans-cloth-2/

Seniman kontemporer El Anatsui (1944) membuat karya seni yang mengacu pada sejarah kolonial Afrika dan dampak konsumerisme modern terhadap nilai-nilai budaya. Old Man’s Cold (Kain Pak Tua, lih gbr 3) terbuat dari bagian atas botol minuman keras yang dibuang. El Anatsui memilih tutup botol sebagai materi bahan pada karyanya karena para pedagang Eropa menukar alkohol dengan barang-barang Afrika. Selain itu para budak dikirim dari Ghana ke perkebunan gula di Karibia; kemudian rum dikirim dari sana (Karibia) kembali ke Afrika. Tutup botol El Anatsui ini, dengan demikian mengingatkan kita pada perdagangan budak, serta menyoroti cara konsumerisme modern dalam membuang limbah. Pada saat yang sama, penggunaan desain tradisional oleh seniman menunjukkan kekuatan abadi sekaligus juga sebagai kerapuhan budaya Ghana.



[1] Konteks: keadaan seputar penciptaan karya seni, termasuk peristiwa sejarah, kondisi sosial, fakta biografis tentang seniman, dan niatnya

[2] Lukisan cat (minyak): cat yang terbuat dari pigmen yang tersuspensi dalam minyak

[3] Desain grafis: penggunaan gambar, tipografi, dan teknologi untuk mengkomunikasikan ide untuk klien atau audiens tertentu

[4] Logo: gambar grafis yang digunakan untuk mengidentifikasi ide atau entitas

[5] Medium (jamak media): bahan atau dari mana seorang seniman memilih untuk membuat sebuah karya seni

[6] Pelindung seni (patron): sebuah organisasi atau individu yang mensponsori penciptaan karya seni, berasal dari Bahasa Spanyol yang berarti sesorang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh dalam suatu kelompok masayarakat tertentu.seorang patron adalah bangsawan yang memiliki sejumlah klien yang berada di bawah perlindungannya.

[7] Renaisans: periode perubahan budaya dan seni di Eropa dari abad keempat belas hingga abad ketujuh belas

[8] Keramik: tanah liat yang dikeraskan dengan api, sering dicat, dan biasanya disegel dengan lapisan pelindung yang mengilap.

[9] Kaligrafi: seni tulisan tangan atau tulisan tangan yang menggambarkan suatu hal secara hati-hati atau hati-hati


Terjemahan bebas Gateways to Art Understanding the Visual Arts


Komentar